Dark/Light Mode

Pembangkit Hidro Jadi Andalan RI Capai Energi Bersih, Ini Strategi PLN

Jumat, 22 April 2022 22:56 WIB
Potensi pengembangan pembangkit listrik hidro hingga 95 gigawatt perlu dimanfaatkan untuk mendukung RUPTL hijau 2021–2023. (Dok. PLN)
Potensi pengembangan pembangkit listrik hidro hingga 95 gigawatt perlu dimanfaatkan untuk mendukung RUPTL hijau 2021–2023. (Dok. PLN)

 Sebelumnya 
Faktor kapasitasnya juga terbilang tinggi, minimal 40 persen. Pembangkit hidro juga mampu mengakomodasi fluktuasi beban daya serta pemeliharaannya lebih sederhana.

Hingga 2030, PLN merencanakan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 9,27 GW dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) sebesar 1,11 GW pada 2030.

Pembangkit listrik berbasis hidro menjadi kontributor terbesar dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga surya dan pembangkit listrik tenaga bayu dalam RUPTL hijau.

Baca juga : Pengajar Vokasi Humas UI Jadi Dosen Tamu Di Universitas QUT Australia

Menurut Zainal, untuk mencapai bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025, dibutuhkan penambahan 4,2 GW pembangkit hidro.

Saat ini, sebesar 2,5 GW pembangkit hidro berada dalam tahap konstruksi, dan sebesar 0,6 GW pada tahap pendanaan. Sisanya1 GW masih tahap pengembangan.

PLN sedang melakukan tahapan konstruksi untuk pembangkit hidro, antara lain PLTA Jatigede 110 MW, PLTA Peusangan 1-2 88 MW, PLTA Asahan III 174 MW, dan PLTA Upper Cisokan 1.040 MW.

Baca juga : KNEKS Bidik Kue Industri Halal Global Capai 2 Triliun Dolar, Ini Strateginya

Selain itu, terdapat pula PLTA Poso 515 MW di Sulawesi Tengah yang telah dilakukan Commercial Operation Date (COD) untuk unit awal sebesar 315 MW.

Sedangkan dua unit lainnya dengan total 130 MW telah memiliki sertifikat laik operasi. Ada pula PLTA Jatigede (2x55 MW) di Jawa Barat yang merupakan kerja sama PLN dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Saat ini, PLTA itu masuk tahap konstruksi dengan progres 87 persen. Terlepas dari keunggulannya, pengembangan pembangkit hidro juga memiliki sejumlah tantangan.

Baca juga : Gandeng WWF, PLN Kembangkan Energi Bersih Berkelanjutan

Misalnya, pengembangannya memerlukan waktu relatif lama, hingga tantangan pembebasan lahan.

“Pembangkit hidro memang fleksibel untuk menangani pembangkit EBT yang masih bersifat intermittent. Akan tetapi, pengembangan pembangkit ini memiliki tantangan yang signifikan, seperti pembebasan lahan,” ucap Zainal. [FAZ]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.