Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Tiko Beberin Rencana PMN Dan Right Issue
Kinerja BUMN Diyakini Bakal Makin Bertenaga
Rabu, 8 Juni 2022 07:30 WIB
Sebelumnya
Kemudian, Pemerintah bakal menyuntikkan PMN ke Adhi Karya sebesar Rp 1,89 triliun yang dilanjutkan dengan right issue Rp 1,6 triliun. Suntikan PMN ditambah dengan pengambilan jatah publik, diharapkan mempertahankan porsi kepemilikan saham Pemerintah di ADHI sebesar 51 persen.
Selain itu, menyuntikkan PMN Rp 2,98 triliun untuk BTN. Menurut Tiko, suntikan modal ini bakal ditambah right issue agar porsi kepemilikan Pemerintah tetap 60 persen. Menurut Tiko, BTN sudah dari tahun lalu membutuhkan tambahan modal. Karena CAR (Capital Adequacy Ratio) BTN di antara BUKU (Bank Umum Kategori Usaha) IV ini paling kecil.
“Kami ingin menambah CAR sampai 19 persen sehingga dibutuhkan tambahan injeksi modal Rp 2,98 triliun dari PMN. BTN juga melalui mekanisme right issue, mungkin di kuartal III-2022 atau IV-2022,” rincinya.
Selanjutnya, Pemerintah juga bakal menyuntikkan PMN ke Garuda Indonesia, jika proses PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang), telah mencapai perdamaian dan homologasi.
Baca juga : Gubernur Jawa Timur dan Wali Kota Surabaya Makin Mesra
Terakhir, Pemerintah akan mengawal right issue Krakatau Steel. Namun saham baru KRAS tidak akan diserap oleh Pemerintah. Dengan demikian, porsi kepemilikan Pemerintah dapat berkurang dari 80 persen menjadi 60 persen.
Perkuat Kinerja
Analis pasar modal Hans Kwee menilai, BUMN perlu melakukan penguatan struktur permodalan agar ekspansi bisnisnya bisa lebih kencang lagi. Terutama dalam kondisi ekonomi yang mulai membaik. Karena itu, penambahan modal lewat right issue dibutuhkan untuk perusahaan yang punya kinerja belum maksimal. “Apalagi, (modal) dibutuhkan untuk pengelolaan utang dan untuk modal perbaikan kinerja,” ujar Hans kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Senada, Direktur Riset dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah menilai, perlunya right issue dan PMN bagi BUMN, bisa menjadi stimulus perusahaan. Tujuannya, agar perusahaan bisa memperbaiki kinerja pasca dihantam badai Covid-19. Apalagi BUMN punya kewajiban yang harus dipenuhi ke negara.
Baca juga : Bupati Terbit Rencana Perangin Angin Segera Jalani Persidangan
“Pemerintah harus memastikan dan siap menjadi bantalan bagi BUMN. Apalagi kalau BUMN-nya sakit. Jika layak dibantu dan memiliki prospek, bantuan Pemerintah sangat penting,” ujar Piter kemarin kepada Rakyat Merdeka.
Piter menyebut BUMN besar seperti Garuda, Waskita Karya, Semen Indonesia dan BTN. Semua perusahaan itu penting atau vital bagi negara sehingga perannya sangat berpotensi menopang ekonomi nasional.
Misalnya, BTN. Strategi PMN untuk BTN memiliki daya ungkit yang dahsyat. Sebab, sektor properti merupakan tulang punggung perekonomian nasional. BTN juga maksimal dalam menjalankan Program Sejuta Rumah milik Pemerintah.
“Jika BTN diberi PMN, maka efek domino perumahan akan sangat besar terasa. Tak hanya bagi industri propertinya saja, tetapi juga penyerapan tenaga kerja yang luar biasa,” ujarnya.
Baca juga : Selama Ramadhan, PTPL Pantau Kinerja Operasional Dan Berbagi
Meski begitu, Piter tetap mengingatkan perlu adanya pengawasan dan transparansi yang optimal dalam penggunaan anggaran negara. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya