Dark/Light Mode

Pacu Produktivitas Kebun Tebu

Dirut PTPN Pede Swasembada Gula

Jumat, 8 Juli 2022 07:30 WIB
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) M Abdul Ghani. (Foto: Holding Perkebunan).
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) M Abdul Ghani. (Foto: Holding Perkebunan).

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) optimistis mencapai swasembada gula konsumsi di tahun 2025 kendati tantangannya tidak ringan. Sub holding dari Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) itu kini tengah memacu produktivitas perkebunan tebu.

Ekonom sekaligus Guru Besar di IPB (Institut Pertanian Bogor) Dwi Andreas Santosa mengatakan, mencapai swasembada gula bagi Indonesia tidak mudah di tengah banyaknya tantangan untuk mewujudkannya. Namun, bukan hal yang tidak mungkin.

“Memang bisa saja, namun harus ada political will dari Pemerintah. Serta keseriusan yang benar-benar pada tataran praktik di lapangan,” kata Dwi saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Gandeng PTPN X, Petrokimia Gresik Gelar Program Makmur

Menurut Dwi, ada beberapa faktor yang menyebabkan swasembada gula harus menempuh jalan panjang. Salah satunya, terkait produktivitas gula dalam negeri yang sedikit, membuat gula lokal kalah bersaing dengan gula impor.

“Harga gula impor saat ini hanya Rp 6 ribu per kilogram. Sementara biaya operasional gula lokal sudah mencapai Rp 10 ribu per kilogram. Jelas ini tidak setara alias jomplang,” sebutnya.

Kenyataan tersebut, sambung Dwi, membuat ketergantungan Indonesia kepada gula impor semakin tinggi. Dan hal ini menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi, untuk menuju proses swasembada gula.

Baca juga : Embung Tingkatkan Produktivitas Petani Bawang Di Enrekang

“Tahun 2021, tingkat produktivitas tebu Indonesia hanya 5,27 ton per hektar. Padahal harusnya berdasarkan riset, potensi produktivitas kita sebenarnya bisa mencapai 10 hingga 20 ton per hektar,” cetusnya.

Jika Pemerintah melalui BUMN Perkebunan ingin serius swasembada gula, Dwi melihat, produktivitas lahan tebu harus ditingkatkan. Kemudian, tarif impor dinaikkan, sehingga akan menekan impor.

“Terakhir, harga di tingkat petani tebu, dan pasar gula dalam negeri juga mesti diperhatikan,” imbaunya.

Baca juga : Mendag Lutfi: Perdagangan Komoditas Dunia Perlu Ditata Ulang

Sebelumnya, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) M Abdul Ghani meyakinkan, Kementerian BUMN terus memperbaiki kinerja dan menjalankan restrukturisasi perusahaan negara yang bergerak di sektor strategis.

“Setelah berhasil menjalani transformasi di sektor keuangan hingga kesehatan, dalam rangka ketahanan pangan, kini Kementerian BUMN fokus meningkatkan kapasitas Gula Kristal Putih (GKP) atau gula konsumsi,” kata Ghani dalam keterangan resmi, Minggu (3/7).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.