Dark/Light Mode

Akuisisi 6 Ribu Menara Telkomsel, Mitratel Jadi Tower Provider Terbesar Di Asia Tenggara

Rabu, 3 Agustus 2022 12:52 WIB
Foto: Irma Yulia/Rakyat Merdeka
Foto: Irma Yulia/Rakyat Merdeka

 Sebelumnya 
Sementara itu, Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengaku, dengan dilakukannya pengambilalihan 6.000 menara ini memberikan potensi tambahan pendapatan backlog, sebesar Rp 9,6 triliun hingga sepuluh tahun ke depan.

Bila dihitung dari rasio EV (enterprise value) to EBITDA (earning earning before interest tax, depreciation, and amortization), kata dia, maka nilai satu menara setara dengan Rp 1,59 miliar. 

Selain itu, kepemilikan jumlah tower ini juga menunjukkan adanya pertumbuhan yang sangat signifikan pada kontrak-kontrak Mitratel sejak tahun 2018 sampai saat ini, yaitu ada di CAGR (Compounded annual growth rate) 26 persen.

Baca juga : Erick: Investasi Korsel Mantapkan Krakatau Steel Jadi Pemain Baja Terbesar Di Asia Tenggara

"Kami additional new contract hampir Rp 9,6 triliun untuk 10 tahun ke depan. Jika dijumlahkan dengan kontrak eksisting, nilainya mencapai Rp 41,72 triliun," ujarnya.

Semula, kata dia, pihaknya menargetkan penambahan 6.000 tower dilakukan secara bertahap dengan jumlah 3.000 tower pada 2022 dan 3.000 lagi pada 2023, namun target tersebut berhasil diselesaikan dalam 1 tahun.

Oleh karenanya, ia melakukan penyesuaian dari berbagai sisi, seperti revenue yang awalnya naik 10-11 persen pada akhir tahun diubah menjadi 12 persen.

Baca juga : 11 Tahun Raih Peringkat 1, TP Link Komit Hadirkan Produk Unggulan Di 170 Negara

"Kenaikan EBTIDA juga diubah menjadi 15 persen dari sebelumnya 13 persen. Begitu juga capex (capital expenditure) meningkat menjadi Rp 14 triliun," jelas Hendra.

Hendra menambahkan, akuisisi kali ini juga berbeda dengan akuisisi sebelumnya yang lebih banyak terdiri dari menara-menara makro. Sebab, menara yang diakuisisi saat ini sebanyak 60 persennya berjenis mikro atau dikenal dengan istilah pole tower.

 "Menara jenis ini memiliki potensi yang sangat besar, terutama untuk 5G karena tingginya berkisar 10-15 meter," ucap Hendra.

Baca juga : Dipilih Ribuan Warganet, Firli Tak Mau Terganggu Isu Capres

Di sisi lain, akuisisi tersebut juga menurunkan tenancy ratio perusahaan berkode saham MTEL itu menjadi sebesar 1,42x, dari 1,52x per semester 1 2022.  Pasalnya, semua menara yang diakuisisi hanya memiliki tenancy ratio 1x. Sedangkan dari segi geografis, menara-menara ini berada di Jawa sebesar 43 persen dan di luar Jawa 57 persen.

"Total jumlah penyewa dari 6.000 menara itu sebanyak 6.014 tenant. Lokasinya, sebanyak 58 persen berada di daerah perkotaan, 29 persen di daerah sub-urban dan 13 persen di pedesaan," pungkas Hendra. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.