Dark/Light Mode

Bos OJK Pede Kinerja Sektor Keuangan Tetap Moncer

Kenaikan BBM Tak Bikin Orang Takut Ambil Kredit

Kamis, 8 September 2022 07:30 WIB
Konferensi Pers RDK (Rapat Dewan Komisioner) OJK. (Foto: ANTARA/Agatha Olivia Victoria).
Konferensi Pers RDK (Rapat Dewan Komisioner) OJK. (Foto: ANTARA/Agatha Olivia Victoria).

RM.id  Rakyat Merdeka - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakin kinerja sektor jasa keuangan stabil meski harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi naik. Sebab, pertumbuhan ekonomi tahun ini diproyeksi tetap tumbuh di atas 5 persen.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, dari beberapa skenario dan proyeksi, seluruhnya tetap menggambarkan pertumbuhan ekonomi tahun 2022 di atas 5 persen.

“Keyakinan akan pertumbuhan ekonomi yang baik, tak menyurutkan orang mengambil kredit atau pembiayaan,” kata Mahendra dalam dalam acara Konferensi Pers RDK (Rapat Dewan Komisioner) Bulanan Agustus 2022 secara hybrid, Senin (5/9).

Baca juga : Jasa Raharja Terjunkan Tim Data Korban Kecelakaan Maut Di Bekasi

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) ini meyakinkan kinerja perbankan dalam kondisi baik.

“Kami berharap (debitur) bisa semakin memanfaatkan kondisi perbankan. Jumlah likuiditas secara relatif maupun absolut masih cukup. Terutama untuk disalurkan lebih banyak lagi kepada debitur sektor riil, baik untuk kredit modal kerja maupun kredit investasi,” yakin Mahendra.

Menurut dia, kepastian laju ekonomi akan membangun confidence dari tekanan elemen kenaikan harga berbagai macam komoditas, yang diperkirakan akan terjadi karena penyesuaian harga BBM.

Baca juga : Konten Kreator Yang Bijak Utamakan Kualitas, Bukan Viralitas

Di kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae memastikan, fungsi intermediasi perbankan meningkat, dengan kredit tumbuh sebesar 10,71 persen secara tahunan/ year on year/yoy (Juli 2022). Hal ini didorong peningkatan kredit jenis modal kerja dengan kategori debitur korporasi.

“Namun demikian, secara nominal kredit perbankan sedikit menurun sebesar Rp 17,54 triliun menjadi Rp 6.159,33 triliun,” jelasnya.

Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 8,59 persen yoy di Juli 2022. Namun angka ini masih melambat jika dibandingkan bulan sebelumnya, yakni 9,13 persen yoy. Hal ini didorong oleh perlambatan giro, yang sejalan dengan normalisasi kebijakan moneter Bank Indonesia (BI).

Baca juga : Madrid Ceraikan Mayoral

Kemudian, likuiditas industri perbankan pada Juli 2022 masih berada pada level yang memadai. Hal tersebut terlihat dari rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit dan Alat Likuid/DPK masing-masing sebesar 124,45 persen dan 27,92 persen. Alias terjaga di atas ambang batas ketentuan masing-masing pada level 50 persen dan 10 persen.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.