Dark/Light Mode

Erick Dorong Etanol Jadi Substitusi BBM, Indef: Tak Tergantung Bahan Baku Fosil Lagi

Senin, 12 September 2022 18:58 WIB
Ekonom Indef Rusli Abdulloh/Ist
Ekonom Indef Rusli Abdulloh/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong bahan bakar yang berasal dari etanol sebagai pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM). Dalam catatan Erick, etanol mampu menghasilkan Research Octane Number (RON) 139.

"Etanol itu menghasilkan RON 139, campuran yang baik untuk kebutuhan BBM kita. Sehingga BBM yang digunakan berkualitas tinggi," ungkap Erick saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR, beberapa waktu lalu.

Upaya tersebut, kata Erick, masuk dalam program Biodiesel 40 (B40) yang dicanangkan pemerintah. Program ini dijalankan oleh Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III, melalui anak usahanya yang bergerak di sektor gula.

Baca juga : Sandiaga Bantu APD Hingga Bahan Baku Produksi

Erick mencatat, PTPN III telah menyiapkan lahan tebu seluas 7.000 hektare. Sebagian lahan ini akan digunakan untuk memproduksi etanol. Penggunaan lahan ini pun nantinya diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres).

"Kenapa PTPN dari 13 menjadi 4 (pemangkasan), salah satunya PTPN Gula itu ditargetkan membuka 700.000 hektare dengan catatan per perpres yg akan keluar sebagiannya untuk etanol," tutur dia.

Menanggapi rencana Erick, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdulloh menilai, subtitusi etanol menjadi BBM sangat baik dengan memanfaatkan hasil alam yang dimiliki bangsa Indonesia.

Baca juga : Rawan Penyimpangan, Subsidi BBM Dinilai Lebih Tepat Untuk Bansos

Selain itu, penggunaan etanol juga bisa mendukung program energi baru terbarukan yang sedang digaungkan Pemerintah.

“Itu sangat baik ya, jadi itu buat renewable energi dan tidak lagi ketergantungan terhadap bahan baku fosil,” kata Rusli saat dihubungi, Senin (12/9).

Rusli mengakui, salah satu bahan baku etanol adalah sawit. Jika bahan bakunya dari sawit, tentu harus diatur dengan baik agar tidak rebutan dengan industri lain.

Baca juga : Erick: Jangan Jadi Dinosaurus, BUMN Harus Bersinergi Dengan Ekosistem Startup

Rusli juga berharap, agar dibuatkan peraturan yang jelas terkait kuota dan distribusi bahan baku etanol untuk menghindari persaingan tidak sehat.

“Intinya, di hulunya itu jangan rebutan. Takutnya, gara-gara ada etanol, bahan baku berkurang, pasokannya, harganya mahal pula. Itu harus dihindari,” tandasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.