Dark/Light Mode

Pertumbuhan Ekonomi Melesat

KSP : Pemerintah Tetap Waspadai Potensi Ancaman Resesi Global

Selasa, 8 November 2022 15:01 WIB
Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Edy Priyono. (IST)
Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Edy Priyono. (IST)

RM.id  Rakyat Merdeka - Capaian pertumbuhan ekonomi pada Triwulan III, yakni sebesar 5,72 persen, tidak boleh membuat Pemerintah Indonesia lengah. Pasalnya, potensi ancaman resesi global, inflasi, dan pengetatan kebijakan moneter masih di depan mata, dan bisa berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hal ini disampaikan Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Edy Priyono. “Kita harus bersyukur ekonomi kita di triwulan tiga melaju Kencang. Tapi capaian ini jangan membuat lengah. Kewaspadaan terhadap potensi ancaman resesi masih harus dijaga,” tegas Edy, di gedung Bina Graha Jakarta, Selasa (8/11).

Edy memastikan, pemerintah bersama otoritas terkait terus bekerja keras untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Yakni, dengan melaksanakan bauran kebijakan pengendalian inflasi, peningkatan investasi, dan mendorong pertumbuhan ekspor.

Baca juga : Buka Raker IKAFEB Trisakti, Bamsoet Ajak Antisipasi Ancaman Krisis Ekonomi Global

“Pemerintah juga menganggarkan beragam insentif dan bansos untuk membantu industri dan masyarakat yang terdampak,” kata Edy.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, di tengah perlambatan ekonomi global dan kenaikan inflasi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan III-2022 tumbuh pesat di level 5,72 persen, atau naik dari Triwulan II, yakni 5,45 persen.

Angka tersebut melebihi pertumbuhan ekonomi negara-negara lain. Seperti, Tiongkok sebesar 3,9 persen, Amerika Serikat 1,8 persen, Jerman 1,2 persen, Uni Eropa 2,1 persen, dan Korea Selatan 3,1 persen.

Baca juga : Muhadjir Ajak Kampus Bantu Pemerintah Hadapi Krisis Global

Edy mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh kuatnya permintaan domestik, serta tingginya kinerja investasi dan ekspor.

Di mana konsumsi rumah tangga tumbuh 5,39 persen (year on year), investasi 4,96 persen, dan ekspor tumbuh 21,64 persen.

“Pertumbuhan ekspor ditopang oleh permintaan mitra dagang utama yang tetap kuat dan kebijakan percepatan ekspor minyak kelapa sawit. Kalau untuk investasi pertumbuhan terjadi pada investasi non bangunan,” terang Edy.

Baca juga : Indonesia Siap Jadi Lokomotif Keamanan & Kemakmuran Global

Secara spasial, lanjut Edy, perbaikan ekonomi ditopang oleh pertumbuhan yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti oleh Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.