Dark/Light Mode

Kinerja Keuangan Bagus Dan Terus Tumbuh

Saham BTN Diramal Meroket

Jumat, 18 November 2022 07:30 WIB
Staf khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Mahendra Sinulingga. (Foto: Istimewa).
Staf khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Mahendra Sinulingga. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
“Hanya soal waktu, PBV BBTN akan sejajar dengan para sejawatnya. Apalagi perolehan laba bersih terus meningkat dari waktu ke waktu, dan fokus perusahaan di Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi,” tutur Arya.

Fakta ketiga, prospek bisnis BTN. Arya menjelaskan, banyak yang mengkhawatirkan kredit properti akan melambat, imbas kenaikan inflasi dan suku bunga tinggi.

Soal inflasi dan suku bunga, imbuhnya, memang demikian faktanya. Tapi dampak ke setiap bank, belum tentu sama apalagi terkait urusan kredit perumahan.

Baca juga : Ketahuan Bekas Pakai, Tapi Kontrak Tak Bisa Dibatalkan

“Tidak bisa digeneralisasi, karena kondisi masing masing bank sangat berbeda,” ujarnya.

Contohnya produk KPR. Arya optimistis permintaan KPR BTN akan tetap tumbuh karena target pasarnya adalah pemilik rumah pertama dan untuk ditinggali.

Mereka bukan tipe konsumen yang membeli rumah untuk investasi ataupun spekulasi. Jumlah calon pemilik rumah pertama itu berlimpah, karena angka backlog masih sangat tinggi. Di mana sebagian besar adalah golongan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Baca juga : Komitmen Ganjar Pranowo Kembangkan EBT Telah Dirasakan Manfaatnya Oleh Warga

“BTN merupakan tulang punggung Pemerintah dalam menyalurkan kredit bersubsidi ke segmen MBR,” sebut Arya.

Menurutnya, berdasarkan tiga faktor tersebut, wajar jika banyak sekuritas yang merekomendasikan buy untuk saham BBTN. Salah satunya, RHB Sekuritas yang mempertahankan rekomendasi beli saham BBTN dengan target harga Rp 2.450 per saham.

“Target tersebut merefleksikan kian pesatnya peningkatan laba bersih perseroan setelah right issue dan penjualan aset tuntas tahun ini,” kata Arya.

Baca juga : Begini Tantangan Skuad Persib Saat Liga 1 Berhenti

Menyoal ini, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, right issue berkorelasi erat dengan syarat kenaikan modal inti perbankan.

Menurutnya, peningkatan modal dibutuhkan untuk mengantisipasi gejolak ekonomi ke depan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.