Dark/Light Mode

DEFTRACK: Inovasi Mobility Tracker Guna Pencegahan Deforestasi Ilegal Berbasis IoT

Jumat, 6 Januari 2023 21:22 WIB
Ilustrasi Deforestasi (sumber:www.benarnews.org)
Ilustrasi Deforestasi (sumber:www.benarnews.org)

Deforestasi yang dilakukan di Indonesia secara ilegal dan terus menerus dapat memberikan dampak buruk bagi dunia, bahkan dapat membawa bumi menjadi darurat oksigen. Hal ini karena Indonesia dengan hutannya yang kerap dilabeli dengan sebutan “paru-paru dunia” merupakan negara urutan ke-3 di dunia dengan hutan tropis terluas berdasarkan data World Resource Institute (WRI).

Hutan memiliki peran penting bagi bumi dan mengambil peran penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Hutan selalu menarik perhatian manusia untuk dimemanfaatkan guna mengembangkan usaha yang mana hal tersebut berakhir kepada tindakan pemusnahan hutan atau yang kerap kita kenal dengan deforestasi. Berdasarkan data University of Maryland yang tersedia di Global Forest Watch, Indonesia menduduki peringkat 4 teratas dengan kehilangan hutan primer tropis di tahun 2021(Mikaela Weisse & Liz Goldman, 2022) hal tersebut membuktikan bahwa hutan di Indonesia masih memerlukan pengawasan dari pemerintah, dan pemerintah perlu untuk menaruh perhatian penuh terhadap deforestasi di Indonesia. 

Deforestasi ilegal yang dilakukan Indonesia tentu saja dapat menghambat Indonesia dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Hal ini terlihat dari tindakan deforestasi ilegal yang menyalahi beberapa poin SDGs yakni poin ke-15 yaitu menjaga ekosistem darat, poin ke-13 mengenai penanganan perubahan iklim dan poin ke-12 terkait konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Hal ini karena tindakan deforestasi yang tentu saja akan mengganggu keberlangsungan hidup hewan di darat dan mempengaruhi perubahan iklim dikarenakan menyebabkan penurunan kualitas atmosfer yang berujung pada pemanasan global, selain itu tindakan deforestasi ilegal juga menyalahi aturan produksi dan konsumsi bertanggung jawab karena pihak-pihak terkait belum tentu dapat memberikan kompensasi setimpal atas dampak yang ditimbulkan dari tindakan mereka dan ada kemungkinan pihak-pihak tersebut lepas tangan atas dampak buruk yang timbul setelahnya (Anggraeni, 2022).

Selain daripada menghambat perkembangan Indonesia dalam mencapai tujuan-tujuan SDGs, tentu saja akan mempengaruhi Indonesia pada bidang Kesehatan yang mana deforestasi liar tanpa reboisasi akan mempengaruhi efektivitas penyerapan air pada tanah sehingga mempengaruhi air tanah pada lingkungan sekitar yang menjadi kesulitan memperoleh air bersih dan berujung kepada kekeringan dan menjadi sumber penyakit bagi pemukiman sekitar. Selain itu, hal tersebut juga dapat mengakibatkan longsor yang kemudian merusak fasilitas dan berujung mempengaruhi perekonomian masyarakat dan negara. Maka dari itu, diperlukan penanganan dan penjagaan guna pencegahan deforestasi liar (Mariana Ulfah Rahayu et al., 2019).

Baca juga : Kuatkan Pertahanan Semesta Dengan Gerakan Cinta NKRI

Mengingat hutan merupakan sekumpulan flora di lahan luas, membuat tidak memungkinkan bagi manusia untuk melakukan penjagaan ketat terhadap setiap lahan maupun hutan di Indonesia, terlebih lagi begitu banyak tanah tak bertuan yang sulit untuk dilakukan penjagaan hingga pemantauan. Selain daripada itu, deforestasi secara ilegal yang kerap kali dilakukan oleh pihak yang menyalahgunakan kekuasaan menjadi alasan mengapa pemantauan dan penjagaan secara manual tidak efektif untuk mencegah deforestasi liar. Berdasarkan kasus- kasus dan kelemahan daripada penjagaan dan pemantauan secara manual tersebut, maka Indonesia memerlukan terobosan guna mencegah deforestasi dan mengatasi permasalahan tersebut.

Seiring perkembangan zaman, teknologi yang berkembang menjadi bagian dari hidup manusia. Teknologi yang kian maju saat ini, mempermudah manusia dalam melakukan banyak hal salah satunya yakni teknologi Internet of Things (IoT). IoT menggunakan konsep yang menghubungkan setiap obyek fisik dengan internet dengan sendirinya yang mana nantinya data yang didapatkan dari identifikasi tersebut dapat diakses melalui komputerisasi jaringan. IoT memiliki struktur yang terdiri dari hardware khusus, sistem software yang diprogram dengan Web API (Application Aprogramming Interface) yang terkoneksi ke internet dan dapat dikontrol melalui internet (Muhammad Priyono Tri Sulistyanto, n.d.). 

Pencegahan deforestasi di Indonesia dengan sistem penjagaan manual yang dianggap kurang efektif dan efisien memerlukan bantuan daripada perkembangan teknologi IoT, sehingga penjagaan dapat dilakukan secara luas hingga seluruh daerah Indonesia dan setiap data hingga kondisi hutan dan lahan dapat diakses secara transparan sehingga dapat mengatasi permasalahan pihak- pihak yang berkuasa namun tidak bertanggung jawab. Maka dari itu, penulis mengusulkan sebuah inovasi bernama DEFTRACK, yang bertujuan untuk meminimalisir deforestasi ilegal melalui pemanfaatan teknologi berbasis IoT.

Inovasi tracker ini menggunakan konsep perpaduan sensor yang peka terhadap mobilitas. Mengingat kegiatan deforestasi yang dilakukan oleh manusia pasti memerlukan transportasi, yang mana transportasi tersebut pasti memiliki unsur logam pada badan kendaraan, sehingga pada inovasi DEFTRACK dapat menggunakan Inductive proximity sensor, dan dipadukan dengan gas sensor (Sensor Mq-3). Mekanisme pemasangan alat ini dengan cara pemasangan yang dilakukan di wilayah hutan yang di prediksi sekiranya memungkinkan untuk menjadi akses masuk manusia. 

Baca juga : Inovasi CSR, Telkom Sabet Penghargaan Internasional Golden Award

Inductive Proximity Sensor (Sumber:GrabCAD)Grove Gas Sensor (Mq-3)
  (Sumber: GrabCAD – Anton Daniels)

Inductive proximity sensor yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan logam ferro maupun non-ferro pada jarak tertentu, sehingga jenis sensor ini akurat dalam mendeteksi logam. Cara kerja dari sensor proksimitas ini dengan cara memancarkan medan elektromagnetik atau sinar radiasi dari elektromagnetik yang kemudian pada medan atau sinyal kembali dideteksi perubahannya. Inductive proximity sensor ini merupakan tipe sensor yang tahan terhadap kondisi lingkungan, selain itu pendeteksian dapat dilakukan dengan jarak jauh tanpa perlu kontak fisik, dan hanya memerlukan sedikit daya untuk beroperasi, juga umur operasional yang panjang karena tidak ada komponen mekanis yang aus, sehingga sensor ini baik untuk penggunaan pada area seperti hutan dan lahan yang terbuka.

Gas sensor yang diprogram dengan web API digunakan pada alat ini berguna untuk mendeteksi gas yang dihasilkan oleh kendaraan seperti karbon monoksida (Nor Asri et al., 2022).sehingga nantinya sensor ini dapat mendeteksi kehadiran dari transportasi yang diasumsikan sebagai mobilitas pihak yang hendak melakukan deforestasi secara ilegal. Kemudian, setelah dilakukan pendeteksian tersebut, data dari pendeteksian akan dikirimkan ke aplikasi DEFTRACK guna ditinjau lebih lanjut, dan tentu saja peringatan tersebut akan muncul beserta lokasi yang diperkirakan menjadi target atau sasaran deforestasi ilegal.

Flowchart pola tracker

Baca juga : Silat Dan Tari Merak Pukau Pengunjung Nations Day Festival Beirut

Selain kolaborasi antara 2 sensor tersebut, tentu saja memerlukan aplikasi yang menyokong Internet of Things pada tracker tersebut. Alat ini akan memberikan data kepada aplikasi yang dapat diakses secara umum, sehingga dapat memberikan data secara transparan apabila daerah hutan ataupun lahan diakses secara ilegal oleh pihak tertentu, kemudian sanksi dapat diberikan sesuai dengan hukum yang berlaku.

Menyadari, bahwa tanah tak bertuan dan terbuka (open access), membuat banyak pihak merasa memiliki dan memanfaatkannya untuk berbagai kepentingan secara ilegal maka dari itu aplikasi DEFTRACK didesain untuk memonitor kepemilikian hutan hingga lahan. Maka dari itu, pemerintah menjadi lebih leluasa untuk memberikan penanganan terhadap deforestasi ilegal. Konsep pencegahan deforestasi secara manual yang dianggap kurang efisien dan efektif adalah sebuah hal yang perlu disadari oleh masyarakat dan pemerintah. Namun, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena masyarakat hanya perlu menyadari dan memanfaatkan kemajuan teknologi yang kini mudah diakses dengan fleksibel.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.