Dark/Light Mode

OJK Diminta Beresin Persoalan Di Industri Keuangan

Jokowi Dicurhati Nasabah

Selasa, 7 Februari 2023 06:45 WIB
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2023 di Jakarta, Senin (6/2/2023). PTIJK 2023 mengusung tema Penguatan Sektor Jasa Keuangan Dalam Menjaga Pertumbuhan Ekonomi. (Foto: Randy Tri Kurniawan/RM).
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2023 di Jakarta, Senin (6/2/2023). PTIJK 2023 mengusung tema Penguatan Sektor Jasa Keuangan Dalam Menjaga Pertumbuhan Ekonomi. (Foto: Randy Tri Kurniawan/RM).

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi meminta kinerja pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) digenjot lagi. Jokowi geram karena banyaknya persoalan di industri keuangan yang bermunculan.

Jokowi mengungkapkan dere­tan nama perusahaan asuransi seperti Asabri, Jiwasraya hingga masalah yang kerap dikeluhkan nasabah asuransi, yakni unit link.

Eks Wali Kota Solo ini juga menyebut, kasus penipuan oleh Koperasi Simpan Pinjam Indo­surya, jadi salah satu yang harus diawasi OJK selama ini.

Saking banyaknya masalah muncul di industri keuangan, Jokowi meminta pengawasan OJK lebih digenjot lagi.

Baca juga : Beri Sambutan Di HUT Gerindra, Jokowi Puji Prabowo

“Masyarakat memerlukan perlindungan yang pasti ter­hadap produk jasa keuangan. Baik yang namanya asuransi, pinjaman online, investasi, tur haji dan umrah,” kata Jokowi dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 di Jakarta, kemarin.

Jokowi lalu menekankan, pengawasan mikro juga tak kalah penting dibandingkan makro. Dia mencontohkan, masalah perusahaan di India, Adani, yang bisa menyebabkan hilangnya Rp 1.800 triliun atau seperempat Produk Domestik Bruto (PDB) Negeri Bollywood. Padahal, kondisi makro ekonomi India sedang bagus-bagusnya.

“Jangan sampai kejadian yang sudah-sudah, Asabri, Jiwasraya, Rp 17 triliun, Rp 23 triliun. Ada lagi? Indosurya. Sampai hafal saya karena baca kan. Unit link,” ungkapnya.

Menurutnya, permasalahan mikro tersebut harus disele­saikan satu per satu. Jika tidak, rakyat yang menjadi korban, yang sebenarnya hanya ingin uangnya kembali.

Baca juga : Pesan Menag Di Rakernas: Jangan Korupsi Dan Cegah Politisasi Agama

“Saya waktu ke Tanah Abang ada yang nangis-nangis, ceritanya juga kena itu (ditipu-red). Waktu di Imlek juga sama, nangis-nangis, itu juga. Di Surabaya nangis-nangis, itu juga. Hati-hati semuanya,” ingat Jokowi.

Selain itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menekankan soal pelaporan keluhan yang belum selesai. Dia menemukan ada pelaporan keluhan nasabah sejak 2020, tapi sampai sekarang belum tuntas.

“Yang kita bangun ini trust. Kalau sudah kehilangan keper­cayaan, sulit membangun itu kembali. Saya yakin OJK yang sekarang bisa,” ucap Jokowi, memberikan semangat.

Kendati begitu, Jokowi mengapresiasi OJK mengenai rasio margin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM). Karena, angka NIM Indonesia terbilang cukup tinggi.

Baca juga : Jokowi: Kita Operasi Pasar Besar-besaran

“Sebelum masuk ke sini, tadi saya tanya ke Pak Ketua OJK, NIM-nya berapa sih? Dijawab oleh Pak Ketua OJK 4,4 persen. Tinggi banget, ini mungkin tertinggi di dunia. Saya senang perkembangan industri asuransi semakin banyak,” tuturnya.  
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.