Dark/Light Mode

BI Masih Godok Usulan Bunga Kredit 0 Persen

Waspada, Ekonomi Dunia Belum Ramah

Senin, 20 Februari 2023 07:30 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berjalan saat akan menyampaikan keterangan pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (19/1/2023). (Foto: Antara).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berjalan saat akan menyampaikan keterangan pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (19/1/2023). (Foto: Antara).

 Sebelumnya 
“Jangan sampai kesannya bah­wa pelaku usaha besar mendapatkan bunga pinjaman jauh lebih murah dari pada pelaku usaha ultra mikro. Ini yang kami coba seimbangkan,” ucap Erick.

BUMNjuga memastikan usaha pelaku UMKM dan ultra mikro mendapatkan pembiayaan yang sesuai, serta dilengkapi dengan pendampingan.

Sejauh ini, Erick melihat, Holding Ultra Mikro (UMi) telah memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.

Baca juga : Erick: Perbaikan Ekonomi Nasional Tak Boleh Putus Di Tengah Jalan

Sebagai informasi, Hold­ing Ultra Mikro atau UMi lahir pada 2021, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai induk, bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Madani (PNM).

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah mengatakan, usulan bunga pinjaman nol persen bagi pelaku usaha ultra mikro memang perlu melalui berbagai kajian dan mekanisme yang tepat. Sebab, jika tidak ada perhitungan secara matang, bisa memberikan dampak buruk bagi sistem keuangan.

“Hal yang lebih penting ada­lah mencari penyebab naiknya suku bunga perbankan yang begitu tinggi dan enggan turun. Niat Menteri Erick sebenarnya sangat bagus, tapi yang membu­tuhkan suku bunga rendah tidak hanya segelintir orang,” ucap Piter kepada Rakyat Merde­ka, kemarin.

Baca juga : Populasi Susut, Prospek Ekonomi China Suram

Piter bilang, jika usulan bunga kredit nol persen hanya untuk sekelompok orang, dikhawatirkan akan terjadi penyalahgu­naan. Sedangkan jika bentuknya berupa potongan bunga, maka bantuan tersebut bisa diklasifikasikan sebagai subsidi, seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat).

Untuk itu Piter menyarankan, niat baik Erick bisa diwujud­kan dalam bentuk yang lain. Pasalnya, yang dibutuhkan adalah program yang berkesi­nambungan dan bisa diakses oleh UMKM.

“Bunga yang rendah memang cukup positif untuk mendorong laju pertumbuhan sektor UMKM. Karena kekhawatiran terbesar dengan inflasi pangan dan energi adalah semakin tingginya bunga pinjaman UMKM,” ujarnya.

Baca juga : UMKM Banyuwangi Andalkan Menparekraf Sandi Untuk Pemulihan Ekonomi Daerah

Selain itu, menurut Piter, ada beberapa yang perlu didorong paralel dengan suku bunga KUR rendah. Yaitu, porsi penyaluran pinjaman ke sektor produktif harus dinaikkan, peningkatan plafon KUR padat karya, hing­ga channeling KUR melalui lembaga keuangan mikro. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.