Dark/Light Mode

Kasih Insentif Pembelian Kendaraan Listrik

Pemerintah Serius Geser Energi Mahal Jadi Murah

Minggu, 12 Maret 2023 06:45 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu (kanan) memberikan keterangan pers terkait pemberian subsidi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Senin (6/3/2023). (Foto: Antara).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu (kanan) memberikan keterangan pers terkait pemberian subsidi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Senin (6/3/2023). (Foto: Antara).

 Sebelumnya 
Dia menerangkan, dengan 1 liter bensin menghasilkan emisi sekitar 2,4 kg CO2, 1 liter solar 2,6 kg CO2. Kalau pakai listrik, pengurangan emosi bisa sebesar 40 persen.

Selanjutnya, kata Darwaman, transportasi berbasis listrik juga akan menggeser dari energi mahal menjadi energi yang lebih murah.

Perhitungannya adalah harga per liter bensin minimal Rp 10.000 per liter, sedangkan energi ekuivalen listrik untuk per liter bensin hanya sekitar 1,5 kwh.

Baca juga : Catat, Mulai 20 Maret Beli Kendaraan Listrik Dapat Subsidi Rp 7 Juta

“Kalau harga keekonomian itu sekitar Rp 1.500. Jadi, listrik ekuivalen 1 liter bensin itu hanya sekitar Rp 2.500. Artinya, ini juga bergeser dari energi yang mahal menjadi energi yang lebih murah. Karenanya, insentif kendaraan listrik ini besar man­faatnya,” jelas Darmawan.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indone­sia Yusuf Rendy mengatakan, didorongnya pengembangan kendaraan listrik melalui subsidi yang diberikan Pemerintah akan berdampak positif bagi pereko­nomian nasional.

Jangka pendek, pemberian subsidi ini akan mendorong perkembangan industri otomotif nasional. Lalu akan bermunculan pabrik kendaraan listrik yang menyerap tenaga kerja.

Baca juga : Kerek Populasi Kendaraan Listrik, Pemerintah Diminta Contek Thailand

“Apalagi jika kendaraan listrik yang diproduksi di dalam negeri bisa diekspor, tentu manfaatnya akan sangat besar,” kata Yusuf ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.

Namun demikian, lanjut Yusuf, untuk membuat kendaraan listrik secara utuh tentu tidak mudah. Pemerintah harus memastikan seluruh komponen kendaraan tersebut dibuat di dalam negeri.

Pasalnya, komponen ini bisa memberikan multiplayer efek ke perekonomian. Seperti diketa­hui, kendaraan listrik yang dapat insentif juga yang menggunakan Tingkat Kandungan Dalam Neg­eri (TKDN) yang relatif besar.

Baca juga : Kebut Ekosistem Kendaraan Listrik, Pemerintah Kasih Bantuan Pembelian Mulai Maret

“Artinya, komponen tersebut harus diproduksi di dalam negeri,” tegasnya.

Ekonom Center of Food, Ener­gy and Sustainable Development Institute for Development of Eco­nomics and Finance (Indef) Abra Talattov mengatakan, subsidi dari Pemerintah berpotensi menghe­mat pengeluaran rumah tangga masyarakat penggunanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.