Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Meski Penyerapan Beras Bulog Rendah
Operasi Pasar Jalan Terus
Minggu, 19 Maret 2023 07:30 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Meskipun penyerapan beras Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) masih rendah, namun Operasi Pasar jalan terus. Langkah ini diharapkan dapat menjaga stabilitas pasokan dan harga kebutuhan pokok tersebut selama bulan Ramadan.
Mendekati panen raya, Bulog mencatatkan realisasi pengadaan per Kamis (16/3) siang sebanyak 32.557 ton. Beras itu terdiri atas Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan beras komersial.
Bila dibandingkan dengan target penyerapan yang ditetapkan Pemerintah, yaitu 2,4 juta ton serapan, maka capaian tersebut masih jauh dari target.
Berita Terkait : BNPT: Penyanderaan Pilot Susi Air Cara Terorisme
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan, rendahnya angka penyerapan tersebut karena belum banyak wilayah produksi padi yang mulai panen.
Sejauh ini beras petani yang berhasil diserap Bulog untuk stok CBP sebanyak 18.000 ton.
“Memang jauh sekali (dari target). Tapi bukan kami yang tidak mau menyerap (beras petani), tapi karena sekarang produktivitasnya (masih) terbatas,” ujar Buwas, sapaan Budi Waseso, di Transmart Cempaka Putih, Rabu (15/3).
Berita Terkait : Penerapan Multiusaha di Sektor Kehutanan Suatu Keharusan
Selain itu, beras yang ada saat ini banyak diambil oleh penggilingan, rumah tangga dan swasta.
Karenanya, Bulog tidak maksimal menyerap beras karena stoknya terbatas. Terlebih Bulog sifatnya sebagai buffer stock atau pengamanan beras.
“Kalau ada produksi lebih ya kami ambil,” katanya yang akrab disapa Buwas.
Berita Terkait : Membangun Perpustakaan Berarti Mengembangkan Generasi Masa Depan
Di kesempatan berbeda, Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengatakan, setiap bulan konsumsi pangan atau beras masyarakat mencapai 2,5 juta ton, atau sebanyak 30 juta ton dalam satu tahun.
Sementara CBP, kata dia, porsinya hanya sekitar 5 persen, yakni untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam penanggulangan keadaan darurat bencana, penanganan kerawanan pangan pasca bencana dan kerja sama internasional bantuan sosial. Serta keperluan lain terkait dengan bantuan sosial sesuai kepentingan Pemerintah.
“Jadi wajar, saat harga gabah atau beras tinggi, petani jual ke pihak lain yang menawarkan harga tinggi. Tidak apa-apa sekarang penggilingan-penggilingan kecil dipenuhi dulu, pedagang juga. Yang penting, stok terjaga,” kata Febby kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, Rabu (15/3).
Selanjutnya
Tags :
Berita Lainnya