Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan jaminan untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan agar bisa mengakses kredit perbankan dengan subsidi bunga. Langkah ini diambil untuk memuluskan program Ketahanan Pangan.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menjelaskan, izin tersebut tertulis dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34 Tahun 2023 tentang Tata Cara Pemberian Penjaminan Pemerintah, dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
“Adapun besaran plafon awal yang disediakan oleh Himpunan Bank Negara (Himbara) sebesar Rp 3 triliun. Rinciannya, Rp 1 triliun untuk Bulog dalam rangka pengelolaan CPP untuk beras, jagung, dan kedelai,” rincinya dalam keterangan resmi, Senin (10/4).
Baca juga : Tamara Bleszynski, Kaget Biaya Berobat Ayah Dikenai Bunga
Kemudian sisanya sebesar Rp 2 triliun untuk ID Food, juga dalam rangka pengelolaan CPP untuk daging dan telur ayam, daging ruminansia, gula konsumsi, minyak goreng, bawang merah dan bawang putih, dan ikan.
Arief melanjutkan, khusus dalam penyediaan plafon Rp 3 triliun tersebut, Kemenkeu memberikan penjaminan kepada Himbara, sehingga dapat direalisasikan sebagai pinjaman dana murah bagi RNI atau ID Food. Tentunya dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi.
“Pengalokasian dana ini bukan menjadi uang yang habis begitu saja, karena ini terakit program Cadangan Pangan Pemerintah yang dikelola oleh Bulog dan ID Food secara baik berdasarkan prinsip kehati-hatian,” yakinnya.
Baca juga : Les Parisiens Siap Datangkan Zidane
Sehingga, dari penugasan ini terjadi perputaran, dengan BUMN pangan sebagai offtaker hasil produk petani peternak dan nelayan, untuk penguatan CPP. Dan nantinya, CPP dimanfaatkan untuk stabilisasi pasokan dan harga, bantuan pangan dan lainnya.
“Bunga kredit yang diberikan antara 3 sampai 4 persen. Dengan ini kami optimistis, ekosistem pangan terintegrasi dapat terwujud secara berkelanjutan,” ucap Arief.
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah Redjalam berpendapat, di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu seperti saat ini, perbankan harus berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke sektor pangan.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya