Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Ketua MUI Baros Beri Pesan Sejuk Di Sosialisasi PNM Mekaar
- Dipolisikan Nurul Ghufron, Ketua Dewas: Kami Sama Sekali Nggak Takut!
- KPK Lelang 2 Mobil Jeep Cherokee Milik Eks Walkot Bekasi Rahmat Effendi
- Gempa Terkini Magnitudo 5,3 Guncang Papua, Getaran Terasa Hingga Mamberamo Raya
- TPPU SYL, KPK Sita Mobil Mercy Sprinter Dan New Jimny
Erick Siap Beri Dukungan
Pengadaan Gerbong Kereta Sudah Urgent
Selasa, 9 Mei 2023 07:30 WIB
Sebelumnya
“Ini yang saya tegur juga, direksi BUMN kalau ada apa-apa duduk sama saya dulu, jangan langsung melibatkan yang lain, saya nggak dikasih tahu,” sentilnya, dalam acara ramah tamah dengan media, di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/5).
Erick membeberkan, PT INKA saat ini terkendala cash flow, sehingga belum mampu memproduksi seluruh kebutuhan rangkaian KRL. Padahal, permintaan gerbong kereta saat ini sedang tinggi, baik dari dalam maupun luar negeri.
Hal ini menunjukkan hasil produksi kereta INKA memiliki kualitas yang baik. Terlebih, INKA juga bekerja sama dengan perusahaan asal Swiss, Stadler Rail, dalam memenuhi permintaan gerbong kereta, khususnya untuk pasar ekspor.
“Tentu, kita lihat kapasitas produksinya berapa? Kalau INKA sanggup produksi, misalnya 2.000 kereta dan mencukupi seluruh kebutuhan, ya jangan impor. Tapi ada catatan, INKA itu EBITDA (Earning Before Interest Tax, Depreciation, and Amortization)-nya masih negatif. Artinya, perlu ada dukungan cashflow,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, mantan bos Klub Inter Milan ini telah meminta PT INKA untuk terlebih dahulu melakukan perbaikan kinerja keuangan.
Baca juga : Bersilaturahmi Dengan Orang Yang Sudah Wafat
Bahkan, pihaknya juga berencana untuk mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) pada tahun depan.
“Mencari proyek, is one thing. Tapi kalau cash flow-nya nggak ketemu, tidak mungkin produksi jumlah kereta begitu banyak. Kami transparan saja, silakan diaudit,” katanya.
Ketua Umum Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia (PSSI) ini juga menyayangkan, belum adanya proyeksi pertumbuhan pengguna KRL oleh KAI selama 5 tahun ke depan pasca pandemi Covid-19.
Seharusnya, proyeksi pertumbuhan tersebut dapat dikaitkan dengan kemampuan PT INKA dalam menyediakan gerbong KRL.
“Karena nanti dilihat, oh (ternyata) INKA hanya bisa 50 gerbong karena EBITDA masih begini. (KAI) Butuhnya 100 gerbong, berarti yang 50 mesti ada solusinya,” papar dia.
Baca juga : GWIM Dukung Peningkatan Kemajuan Ekonomi Bagi Perempuan
Erick menekankan, kereta api merupakan transportasi umum utama yang harus dikembangkan untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi.
Ke depan, perlu dilakukan mapping ulang terkait kondisi perkeretaapian, baik yang ada di Jawa, Sumatera, maupun Madura.
“Saya sangat percaya, solusi publik transportasi itu ada di kereta. Makanya, kita mesti pikir ulang berapa kebutuhan gerbongnya,” katanya.
Pihaknya menegaskan, akan menolak pengadaan impor kereta bila terbukti dilakukan mark up.
“Saya akan minta BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) audit ulang. Tapi kalau memang kita membutuhkan, ya terbuka. Makanya, mari duduk dengan data yang sama. Kalau ada korupsi-korupsi, saya sikat,” janjinya.
Baca juga : Juara BAC 2023, Ginting: Ini Pencapaian Terbaik Saya
Sejauh ini pihaknya juga sudah berdiskusi dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Komisi VI DPR untuk pemenuhan kebutuhan KRL tersebut.
“Kita jangan lihat impor dan tidak impor. Saya mengusulkan, antara KAI dan INKA selesaikan dulu supply chain, baru kita bicara kebutuhan,” tandasnya. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya