Dark/Light Mode

Melompat Jadi Negara Maju

Jokowi: Smelter Harus Terintegrasi, Barang Gedenya Ya Mobil Listrik

Selasa, 20 Juni 2023 14:23 WIB
Presiden Jokowi (tengah) saat mengunjungi proyek pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Sumbawa Barat, NTB, Selasa (20/6). (Foto: YouTube)
Presiden Jokowi (tengah) saat mengunjungi proyek pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Sumbawa Barat, NTB, Selasa (20/6). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi meninjau proyek pembangunan smelter PT Amman di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (20/6). Bersama Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Jokowi ingin memastikan, progres pembangunan smelter tersebut berjalan sesuai rencana. Tuntas di pertengahan tahun depan.

"Sampai saat ini, berdasarkan perhitungan terakhir dari tim investasi dan SDM, progres pembangunan telah mencapai 51 persen. Persiapan konstruksi dan fondasi, kalau semuanya sesuai schedule, Insya Allah pertengahan 2024 sudah selesai," kata Jokowi.

Baca juga : Jokowi: Pengawas Internal Harus Berorientasi Hasil, Bukan Prosedur

Dia yakin, smelter yang mengolah nikel, tembaga, dan bauksit mampu memberikan nilai tambah yang sebesar-besarnya ke dalam negeri.

Tak hanya berupa peningkatan nilai ekspor, tetapi juga memperluas akses lapangan kerja.

"Saya sangat menghargai. Dari PT AMNT saja, kapasitas smelternya kurang lebih 900 ton. Kita harapkan, setelah itu, olahannya menjadi katoda tembaga. Saya ingin, turunan katoda tembaga juga diindustrialisasikan di sini. Supaya bisa memberikan nilai tambah, dan membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya," papar Jokowi.

Baca juga : Menteri Teten : Harus Lebih Banyak Wirausaha Baru Dari Kalangan Mahasiswa

Dalam konteks ini, Jokowi tidak hanya berbicara dalam lingkup Sumbawa Barat atau NTB saja. Melainkan juga skala nasional.

Mengingat posisi tembaga juga ada di Papua. Nikel ada di Sulawesi, sebagian Maluku Utara. Timah ada di Bangka Belitung. Bauksit ada di Kalimantan Barat dan Bintan, Riau.

"Yang sulit adalah mengintegrasikan smelter-smelter yang sudah jadi. Supaya turunan-turunan yang diproduksi, bisa menjadi barang. Barangnya apa? Ya seperti yang sering saya sampaikan, itu bisa jadi lithium baterai, baterai kendaraan listrik (EV baterai). Barang gedenya, mobil listrik," jelas Jokowi.

Baca juga : Kemenaker Siapin Teknisi Mobil Listrik Profesional

"Kalau itu jadi, berarti kita sukses membangun ekosistem besar. Itulah yang menjadi penanda kita sukses melompat, dari negara berkembang menjadi negara maju. Tugas negara, memastikan integrasi itu terjadi," tandas Presiden ke-7 RI. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.