Dark/Light Mode

Fokus Ke Bisnis Inti

Injourney Percepat Pemulihan Kinerja Anggota Holding

Kamis, 22 Juni 2023 08:59 WIB
Senior Vice President SVP of Corporate Secretary InJourney Nugdha Achadie (jaket merah) saat berkunjung ke kantor Harian Rakyat Merdeka, di Gedung Graha Pena, Jakarta, Rabu (21/6/2023).
Senior Vice President SVP of Corporate Secretary InJourney Nugdha Achadie (jaket merah) saat berkunjung ke kantor Harian Rakyat Merdeka, di Gedung Graha Pena, Jakarta, Rabu (21/6/2023).

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, terus berupaya memperkuat ekosistem pariwisata nasional. Salah satunya dengan mempercepat recovery BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang menjadi anggota holding.

Hal ini disampaikan Senior Vice President (SVP) of Corporate Secretary InJourney Nugdha Achadie saat berkunjung ke kantor Harian Rakyat Merdeka, di Gedung Graha Pena, Jakarta, kemarin.

Dalam kesempatan tersebut, turut hadir Pimpinan Redaksi RM Digital (RM.id) Firsty Hestyarini, Kepala Redaktur Eksekutif Harian Rakyat Merdeka Muhammad Rusmadi dan Wahyu Suryani beserta Asisten Redaktur Eksekutif Fazry Rusli Wijaya dan Redaktur RM.id Sri Nurganingsih.

Nugdha mengatakan, Pemerintah telah membentuk holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, yang beranggotakan PT Angkasa Pura (AP) I, PT Angkasa Pura II, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (TWC), PT Hotel Indonesia Natour (HIN) dan PT Sarinah.

Namun sayangnya, pandemi Covid-19 sangat mempenga ruhi kinerja dan operasional perusahaan, sehingga tidak sesuai yang ditargetkan.

Baca juga : Ikut Inkubasi Bisnis, Pendapatan UMKM Binaan APP Sinar Mas Meningkat

“Saat holding dibentuk, pandemi datang. Sementara industri ini erat kaitannya dengan pergerakan manusia. Alhasil, industri pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak,” kisah Nugdha.

Pria asal Surabaya, Jawa Timur itu mengatakan, ketika itu perjalanan bisnis dengan pesawat sudah sangat jarang. Sebab, para pelaku bisnis terpaksa harus melakukan pertemuan atau rapat secara streaming.

Nah, sementara penerbangan lebih banyak dilakukan untuk perjalanan yang berkaitan dengan leisure.

“Menikmati alam, makanan, dan itu tidak bisa dilakukan lewat online,” katanya.

Karena itu, dibentuknya holding ini untuk menguatkan ekosistem pariwisata. Mulai dari awal perjalanan, penginapan, tujuan wisata, hingga souvenir yang bisa mudah diakses oleh para wisatawan.

Baca juga : Moeldoko: Pemberian Insentif Pajak Percepat Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik

“Sekarang, semua itu ada dalam satu ekosistem. Itu yang menjadi tujuan Pemerintah membentuk holding ini,” katanya.

Menurutnya, industri pariwisata merupakan sektor yang menyumbangkan devisa terbesar kedua, setelah perkebunan sawit. Namun selama ini, kegiatan pariwisata tersebut berjalan sendiri-sendiri.

Perusahaan-perusahaan pelat merah tersebut memiliki banyak bisnis di luar core business-nya. Misalnya, masing-masing perusahaan memiliki dan mengelola hotel, travel agent, bisnis retail dan lainnya.

“Ini yang menjadi tumpang tindih dan perusahaan tidak fokus pada inti bisnisnya,” katanya.

Kini, dengan dibentuknya Holding Pariwisata dan pendukungnya, bisnis-bisnis yang bukan core-nya ditata ulang.

Baca juga : Hekal Dukung Semen Indonesia Genjot Pembangunan Nasional Berdaya Saing

Misalnya, operator bandara, hotel-hotel yang sebelumnya dimiliki masing-masing perusahaan, kini pengelolaannya diserahkan kepada PT HIN, sehingga ada standarisasi yang sama dari setiap hotel milik BUMN.

Saat ini, HIN tengah bekerja sama dengan PT Pertamina Bina Medika-Indonesia Healthcare Corporation (IHC), membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan dan Pariwisata pertama di Indonesia, berlokasi di Sanur, Bali. Nantinya, rumah sakit ini akan menjadi layanan kesehatan terbesar di Asia.

“Meskipun HIN yang membangun, tapi nanti tetap fokus pada bisnisnya sebagai operator hotel. AP I dan AP II juga fokus kelola bandara,” kata Nugdha.

Sejauh ini, dua operator bandara tersebut menjadi penyumbang terbesar atas capaian kinerja secara konsolidasi, yang diraih holding pada kuartal pertama tahun 2023.

Menurut Nugdha, pergerakan penumpang dan pesawat di bandara sudah terlihat kembali normal, pasca pandemi. Sebesar 80 persen revenue itu (konsolidasi), disumbangkan oleh AP I dan AP II.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.