Dark/Light Mode

Bos Kadin: Sinergi Swasta Dan BUMN Kerek Pertumbuhan Ekonomi

Senin, 14 Agustus 2023 13:03 WIB
Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid. (Foto: Ist)
Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kolaborasi antara swasta dengan BUMN menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan ekosistem perekonomian yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. 

Hal ini telah terwujud pada periode Covid-19, lewat kolaborasi yang sangat baik antara Pemerintah, BUMN dan sektor swasta dalam memitigasi dampak pandemi dan mendorong pemulihan berhasil menjaga perekonomian tetap stabil. 

Baca juga : Pasca Pandemi, Rute Penerbangan Di Soetta Dan Kualanamu Terus Nambah

Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan, dari sukses tersebut, kolaborasi sektor swasta dan Pemerintah menjadi bagian penting dalam akselerasi berbagai program pembangunan Pemerintah. “Sinergi sektor swasta dan BUMN serta Pemerintah memiliki peranan penting dalam mendorong inklusivitas dan keberlanjutan pembangunan Indonesia terutama dalam mencapai target Indonesia Emas 2045," kata Arsjad dalam keterangannya, Senin (14/8).

Sebagai upaya untuk memperkuat kolaborasi ini, Kadin menggelar Forum Sinergi BUMN-Swasta. Arsjad mengatakan, forum yang mengangkat tema Kolaborasi untuk Pembangunan Inklusif ini diharapkan dapat memperkuat komitmen seluruh pihak dan bersama-sama mendorong pertumbuhan ekonomi yang solid.

Baca juga : Pertumbuhan Ekonomi Melesat Pasca Pandemi

Ia menyebut, dengan adanya hubungan yang saling berkesinambungan dan inklusif antara Pemerintah, BUMN dan swasta tentu akan berkontribusi dengan signifikan dalam peningkatan taraf ekonomi dan aktivitas ekonomi bangsa. Hal ini pun diperkuat dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian perekonomian global.

Pencapaian tersebut juga menandai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang telah berada di atas lima persen selama tujuh triwulan berturut-turut. "Ditambah lagi, Indonesia juga kembali menjadi negara upper middle income, berdasarkan klasifikasi Bank Dunia yang dimutakhirkan pada Juli 2023," ujar Arsjad. 

Baca juga : PDIP Jamin, Ganjar Teruskan Program Pemerintahan Jokowi

Meski begitu, ia menilai, ke depan masih terpampang tantangan yang signifikan. Mulai dari harga pangan dan energi yang masih tinggi, peningkatan risiko geopolitik, kebijakan moneter yang ketat dan agresif oleh sebagian besar Bank Sentral di dunia, hingga risiko lain di sistem keuangan global. 

Melihat tantangan ini, maka optimalisasi kolaborasi harus terus terjalin agar seluruh pihak dapat menjalankan dan mengembangkan demokrasi ekonomi secara sinergis. "BUMN dalam hal ini harus menjadi pelopor dalam sektor-sektor yang belum diminati oleh usaha swasta dan membantu pengembangan ekonomi masyarakat,” tegas Arsjad.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.