Dark/Light Mode

Dukung Wacana Erick Thohir, Bos Garuda Setuju Merger Dengan Pelita Air

Selasa, 22 Agustus 2023 16:32 WIB
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia (Foto: Istimewa)
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra angkat bicara soal rencana merger Garuda Indonesia Group dengan Citilink, yang masih merupakan bagian dari entitas bisnis maskapai berlambang burung biru. Serta Pelita Air, yang merupakan anak usaha Pertamina.

Irfan menjelaskan, hingga saat ini, proses diskusi terkait penjajakan aksi korporasi tersebut, masih terus berlangsung secara intensif.

"Garuda Indonesia Group tentunya akan mendukung dan memandang positif wacana merger tersebut, yang tentunya akan dilandasi dengan kajian outlook bisnis yang prudent," kata Irfan dalam keterangannya, Selasa (22/8).

Rencana pengembangan, kini masih dalam tahap awal.

Baca juga : Dukung Pemerintah, BNI Gelar Program Pencegahan Dan Pengentasan Stunting Balita

Irfan menyebut, pihaknya tengah melakukan eksplorasi secara mendalam, atas berbagai peluang sinergi bisnis yang dapat dihadirkan, untuk bersama-sama mengoptimalkan aspek profitabilitas kinerja. Sekaligus memperkuat ekosistem bisnis industri transportasi udara di Indonesia, demi membawa manfaat berkelanjutan bagi masyarakat.

"Hal ini menjadi sinyal positif bagi upaya penguatan fundamental kinerja perusahaan, khususnya pasca restrukturisasi, yang terus dioptimalkan melalui berbagai langkah akseleratif transformasi kinerja bersama pelaku industri aviasi Indonesia," papar Irfan.

"Proyeksi proses merger ini, akan terus kami sampaikan secara berkelanjutan, sekiranya ada tindak lanjut penjajakan yang lebih spesifik, atas realisasi rencana strategis tersebut," pungkasnya.

Merger 3 Maskapai

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana menggabungkan atau merger tiga perusahaan pelat merah di bidang penerbangan, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air.

Baca juga : Bane Raja Manalu Begerak Bersama Seniman Wujudkan Merdeka Keuangan

Penggabungan ketiga maskapai dilakukan untuk efisiensi, serta sebagai upaya menurunkan biaya logistik.  

Erick mendorong, agar efisiensi terus menjadi agenda utama perusahaan-perusahaan pelat merah. Setelah merger Pelindo pada tahun 2021, maskapai penerbangan kini bersiap untuk digabung.

"BUMN terus menekan logistic costs. Pelindo, dari empat (perusahaan) menjadi satu. Sebelumnya, logistic costs, mencapai 23 persen, sekarang jadi 11 persen. Kita juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan costs," ujar Erick dalam keterangannya, Selasa (22/8/2023).

Kurang Pesawat

Erick menyebut, saat ini Indonesia masih kekurangan sekitar 200 pesawat.

Baca juga : Pengamat: Upaya Erick Thohir Benahi JIS Sudah Sesuai Rekomendasi FIFA

Kekurangan pasokan pesawat itu dihitung dari perbandingan antara Amerika Serikat (AS) dan Indonesia.

Di Amerika Serikat, terdapat 7.200 pesawat yang melayani rute domestik. Jumlah penduduknya, mencapai 300 juta orang, dengan rata-rata pendapatan per kapita 40 ribu dolar AS atau sekitar Rp 613,16 juta.

Sementara Indonesia, jumlah penduduknya 280 juta jiwa, dengan rata-rata pendapatan per kapita 4.700 dolar AS atau sekitar Rp 72,05 juta.

"Itu berarti, Indonesia membutuhkan 729 pesawat. Sekarang, Indonesia baru memiliki 550 pesawat. Jadi, perkara logistik kita belum sesuai," jelas Erick.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.