Dark/Light Mode

China Larang PNS Pakai Iphone, Nilai Kapitalisasi Apple Susut Rp 3,07 Kuadriliun

Jumat, 8 September 2023 22:47 WIB
Ilustrasi iPhone 14 Pro (Foto: Apple)
Ilustrasi iPhone 14 Pro (Foto: Apple)

RM.id  Rakyat Merdeka - Nilai kapitalisasi pasar Apple dilaporkan susut hingga 200 miliar dolar AS atau Rp 3,07 kuadriliun dalam beberapa hari belakangan ini, menyusul ketegangan yang kian meningkat antara AS dan China. Saat ini, Beijing menyerukan larangan penggunaan iPhone di kalangan PNS.

Larangan ini pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal, dengan mengutip sumber anonim.

Sumber tersebut mengatakan, pemerintah China telah memerintahkan pejabat pemerintah pusat, agar tidak menggunakan iPhone atau telepon merek asing lainnya.

Sementara Financial Times yang mengutip enam sumber anonim mengatakan, China telah meminta lembaga pemerintah dan perusahaan milik negara - termasuk perusahaan teknologi nuklir dan rumah sakit -  untuk berhenti menggunakan ponsel Apple.

"Larangan tersebut memperluas pembatasan sebelumnya, yang mengharamkan penggunaan iPhone untuk bekerja," demikian laporan Financial Times, seperti dikutip AP, Jumat (8/9/2023).

Baca juga : Tambah Lagi, Pemain Naturalisasi Perkuat Timnas

Alhasil, saham Apple turun 3 persen pada Kamis (7/8/2023), dan anjlok lebih dari 5 persen untuk pekan ini.

"Beijing berupaya mengurangi ketergantungannya pada teknologi AS. Tapi masalahnya, hal ini menjadi hambatan besar bagi Apple. Mengingat China adalah pasar internasional terbesarnya, yang berkontribusi terhadap 20 persen pendapatan," beber Victoria Scholar, Kepala Investasi platform investasi Inggris.

Soal ini, AP telah berusaha mengkonfirmasi Apple. Namun, belum ada jawaban. Ketika ditanya tentang larangan tersebut, dalam konferensi harian di Beijing, Juru Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning tidak menyampaikan pendapatnya secara langsung.

Dia hanya mengatakan, produk dan layanan dari negara mana pun, boleh memasuki pasar China, selama mereka mematuhi hukum dan peraturan setempat.

Ketegangan AS-China dilaporkan terus meningkat. Awal bulan lalu, Presiden Joe Biden menandatangani perintah eksekutif untuk memberlakukan blok dan peraturan, terhadap investasi teknologi tinggi AS di China, yang mencerminkan semakin ketatnya persaingan antara dua negara ekonomi terbesar di dunia.

Baca juga : Sri Mulyani: APBN Kita Surplus Rp 234,7 Triliun Per April 2023

Pejabat Gedung Putih mengungkap, Biden akan menggunakan KTT G20 India, sebagai kesempatan untuk menggarisbawahi usulan untuk negara-negara berkembang dan berpendapatan menengah, yang akan meningkatkan kekuatan pinjaman Bank Dunia dan Moneter Internasional hingga sekitar 200 miliar dolar AS atau Rp 3,07 kuadriliun. 

Biden terus menguatkan pikiran, bahwa Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, adalah mitra ekonomi dan keamanan yang lebih baik ketimbang China.

Larangan iPhone ini jelas memukul Apple, yang bersiap untuk peluncuran produk terbarunya iPhone 15 pada Selasa (12/9/2023). 

Kabarnya, perubahan besar akan terjadi pada iPhone, termasuk peralihan dari konektor Lightning Apple ke colokan USB-C yang mulai diadopsi oleh para pesaingnya, sebagai respons terhadap mandat Uni Eropa.

Apple juga menghadapi ancaman dari raksasa teknologi China Huawei, yang baru-baru ini meluncurkan smartphone andalan terbarunya, Mate 60 Pro.

Baca juga : Sengkarut Lahan Ganjal Normalisasi Kali Ciliwung

Ponsel ini dilaporkan memiliki kekuatan dan kecepatan yang cukup, untuk menyaingi iPhone dan telah terjual dengan pesat di China.

Fakta ini menimbulkan kekhawatiran bahwa China telah mampu menghindari pembatasan yang dilakukan AS terhadap Huawei.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.