Dark/Light Mode

Dorong Industri Opsel, Selular Media Network Maksimalkan Penetrasi 5G

Senin, 13 November 2023 21:54 WIB
CEO Selular Media Network, Uday Rayana paling kanan mendorong perubahan mekanisme lelang spectrum sesuai dengan kondisi dan kebutuhan operator selular saat ini.
CEO Selular Media Network, Uday Rayana paling kanan mendorong perubahan mekanisme lelang spectrum sesuai dengan kondisi dan kebutuhan operator selular saat ini.

RM.id  Rakyat Merdeka - CEO Selular Media Network, Uday Rayana mendorong perubahan mekanisme lelang spectrum sesuai dengan kondisi dan kebutuhan operator selular (Opsel) saat ini.

Hal ini disampaikan Uday menyusul rencana Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang tengah menyiapkan Rancangan Peraturan Menteri (RPM) tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi 700 MHz dan 26 GHz.

“Tentunya, baik dari sisi harga, metode lelang, waktu pembayaran BHP frekwensi, hingga perlunya insentif bagi operator,” kata Uday dalam acara Selular Business Forum (SBF) bertajuk 'Lelang Spektrum 700 Mhz dan 2,6 Ghz, Upaya Mendorong Penetrasi 5G' di Dapoer Ciragil, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (13/11/2023).

Baca juga : Kementerian BUMN Optimistis, Smelter Kedua Freeport Beroperasi Mei 2024

Di kesempatan sama, Wakil Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Merza Fachys mengaku industri telekomunikasi, pertumbuhan pendapatannya tidak seimbang dengan pertumbuhan trafik data maupun beban biaya regulasi.

Saat ini regulatory charges yang ada menyerap 12 persen dari revenue berbanding dengan pertumbuhan pendapatan hanya 5,6 persen.

"Padahal BHP frekuensi pertumbuhannya sudah lebih dari 10 persen," tambah Merza.

Baca juga : Dorong Percepatan Transformasi, LKPP Gelar Rakornas dan Pameran IPFE 2023

Untuk industri yang sehat, ujar Merza regulatory charges yang dibebankan di bawah 10 persen. Bebas regulasi sendiri ada banyak hal di dalamnya, tapi terbesar terkait dengan frekuensi.

Selain dengan regulatory charges, pendapatan perusahaan telekomunikasi juga tidak seimbang dengan trafik data. Selama hampir 9 tahun terakhir, trafiknya meningkat 80 persen.

"Trafik tinggi tumbuh rata-rata 80 persen dari 2013-2022. Tidak menumbuhkan pendapatan operator yang seimbang. Sehingga 5 persen dibanding 80 persen. Yang harus dipikul sama pendapatannya menjadi jomplang," ujar Merza.

Baca juga : Pengacara: Firli Dan Keluarga Saksikan Penggeledahan Di Rumahnya

Karena itu dia meminta perusahaan telekomunikasi bisa berbisnis di bidang digital.

"Jadi keduanya harus tumbuh bareng. Harus menjaga bareng-bareng, harus sehat bersama," imbuh Merza.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.