Dark/Light Mode

Erick: Yang Protes Hilirisasi, Nasionalismenya Perlu Dipertanyakan

Kamis, 14 Desember 2023 16:38 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan) saat mendampingi Presiden Jokowi (ketiga kiri), meresmikan ekspansi PT Smelting di Gresik, Jawa Timur, Kamis (14/12/2023). (Foto: Humas BUMN)
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan) saat mendampingi Presiden Jokowi (ketiga kiri), meresmikan ekspansi PT Smelting di Gresik, Jawa Timur, Kamis (14/12/2023). (Foto: Humas BUMN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peresmian smelter PT Freeport di Gresik, Jawa Timur adalah bukti keseriusan pemerintah dalam menjalankan hilirisasi.

Hal ini ditegaskan Menteri BUMN Erick Thohir, saat mendampingi Presiden Jokowi meresmikan ekspansi PT Smelting di Gresik, Jawa Timur, Kamis (14/12/2023).

"Meskipun ada pihak yang tidak paham urgensi kebijakan hilirisasi, tindakan yang telah diambil Bapak Presiden Joko Widodo adalah langkah yang tepat. Ini adalah kenyataan yang harus terjadi," tutur Erick.

Erick menekankan, Indonesia adalah negara besar dengan sumber daya mineral yang melimpah.

Baca juga : Debat Pilpres Diyakini Pengaruhi Rasionalitas Pemilih

Hilirisasi atau proses atau strategi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas, menjadi komitmen Indonesia untuk tidak terus menjadi sapi perah.

Erick menuturkan, kekayaan sumber daya alam perlahan akan habis. Dalam hal ini, Indonesia tak mungkin terus-terusan menjual mineral mentah, tanpa ada manfaat yang berkelanjutan. Seperti penciptaan lapangan kerja maupun transfer teknologi.

"Kalau ada pihak yang memprotes hilirisasi dan ingin kita terus menerus menjual bahan mineral mentah, itu perlu dipertanyakan nasionalismenya," tegas Erick.

Pemerintah Indonesia melalui BUMN Holding Pertambangan MIND ID, kini menguasai 51 persen saham Freeport Indonesia. 

Baca juga : Ribuan Ton Buah Sawit Hilang, Teras Narang: Penadahnya Harus Ditangkap

Pemerintah memiliki komitmen mendukung program hilirisasi presiden, melalui transfer teknologi dan pembangunan smelter.

"Hari ini, Bapak Presiden akan meresmikan ekspansi PT Smelting, dengan total kapasitas pemurnian mencapai 1,3 juta ton," tutur Erick.

Pembangunan smelter tembaga baru akan selesai pada Mei 2024, dengan kapasitas sebesar 1,7 juta ton per tahun serta Precious Metal Refinery sebesar 6.000 ton per tahun.

Hingga November 2023, progress pembangunan desain single smelter terbesar dunia itu telah mencapai 82,74 persen.

Baca juga : 1 WNI Yang Dievakuasi Dari Wilayah Konflik Myanmar, Dipulangkan Ke Medan

"Mohon perkenan Bapak Presiden, untuk dapat meresmikan ekspansi PT Smelting," kata Erick.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.