Dark/Light Mode

Jadi Bank Syariah Terbesar Ke-2 Indonesia

Umat Islam Mesti Sambut BTN Syariah-Muamalat

Senin, 19 Februari 2024 20:45 WIB
Salah satu Kantor Cabang Bank Tabungan Negara [BTN] [Foto: Muhammad Rusmadi/RM.id]
Salah satu Kantor Cabang Bank Tabungan Negara [BTN] [Foto: Muhammad Rusmadi/RM.id]

 Sebelumnya 
Selain itu, lanjutnya, umat Islam mesti mau belajar, apa perbedaan penting antara bank syariah dengan konvensional.

“Nggak boleh sok tahu, lalu menyamakan antara bank syariah dan konvensional. Bedakan, antara margin murabahah dengan skema bunga. Bisa jadi besaran margin-nya sama dengan bunga pada konvensional. Tapi proses, teknik penghitungan dan akadnya berbeda,” papar Direktur Pusat Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah UIN Syahid Jakarta ini.

Bahwa sejauh ini perbankan syariah mungkin masih ada kekurangan, menurutnya, justru itu menjadi tantangan buat bank syariah untuk terus memperbaiki diri. Yang jelas, lanjut Prof Euis, tidak fair membandingkan bank konvensional yang sudah ada puluhan tahun, dengan bank syariah yang baru tumbuh dalam 20-an tahun terakhir.

Baca juga : BCA Syariah Gelar Webinar Edukasi Pajak Untuk Nasabah Badan Usaha

Selain itu, masyarakat menurutnya penting mau belajar melihat, terhadap prinsip ekonomi dan bank syariah ini, dengan tidak semata mencari sisi profit. Tapi juga memperhatikan aspek keberkahan, karena values yang berbeda. “Inilah yang harus menjadi perspektif umat Islam,” tegas dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syahid Jakarta ini.

Jadi, di samping rasionalitas market, juga harus punya idealisme market, yang betul-betul menganggap sisi syariah perbankan ini bagian keberagamaan, yang menyelaraskan antara tauhid dengan muamalahnya secara simultan. “Hal ini hendaknya menjadi dorongan atau trigger bagi umat Islam untuk mendorong dan memajukan bank syariah,” jelasnya lagi.

Ekonom Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Euis Amalia, M.Ag. [Foto: Ist]

Lebih jauh terkait proses merger BTN Syariah dan Bank Muamalat ini, ujar Prof. Euis, juga perlu didasarkan atas kesamaan visi, misi, karakter antara kedua bank tersebut. Juga perlu diperkuat dengan kajian dan analisis riset yang kuat. Sehingga dampak merger bisa membawa perbankan syariah ini ke level yang lebih luas dan mampu kompetitif, tidak hanya di tingkat nasional tapi juga di kancah global.

Baca juga : Relawan Genderang Indonesia Maju: Pasar Sambut Baik Prabowo-Gibran

Ukuran kinerja perbankan syariah, dia mengingatkan, bukan saja aspek keuangan, tapi juga perlu terus berkomitmen pada pemenuhan prinsip-prinsip syariah. Tujuannya, untuk pencapaian maqashid syariah, yakni tujuan-tujuan syariat dan rahasia-rahasia yang dimaksudkan Allah dalam setiap hukum dari keseluruhan hukum Allah.

Tak lupa, mantan Ketua Program Studi Doktor Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syahid Jakarta ini mengingatkan akan tantangan yang dihadapi bank syariah sejauh ini, seperti aspek SDM, IT, inovasi produk, tingkat efisiensi, literasi.

“Ini PR untuk terus disempurnakan. Kebijakan responsif Pemerintah dan public awarness, merupakan kata kunci penting untuk bank syariah, agar terus tumbuh dan berkembang,” jelasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.