Dark/Light Mode

Garuda Bantah Terlibat Kartel Tiket Pesawat

Selasa, 2 April 2024 12:22 WIB
Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. (Foto: Ist)
Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Maskapai Garuda Indonesia mengaku tidak pernah menaikkan harga tiket pesawat sejak 2019. Hal ini sekaligus membantah maskapai pelat merah tersebut terlibat dalam kartel harga tiket pesawat jelang mudik Lebaran. 

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menegaskan, harga tiket pesawat masih sesuai dengan dalam koridor Tarif Batas Atas (TBA) yang ditentukan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). 

"Kami nggak pernah naik sejak 2019. Bukan karena kami tidak mau, harga sudah mahal. Jadi, itu gosip murahan saja," tegas Irfan, dalam keterangan tertulis, Selasa (2/4/2024).

Irfan mengaku untuk menentukan harga tiket, Garuda harus mengikuti peraturan Kemenhub soal TBA.

"Tarif ini termasuk di dalamnya ada biaya avtur. Kalau harga avtur naik, selama tidak boleh naik, harga tiket yang teman-teman beli itu TBA," ujarnya. 

Baca juga : Anak Usaha Garuda Labanya Melesat 461 Persen

Pengecualian hanya terjadi pada tiket kelas business class, seperti tujuan ke Singapura. Karena, kelas bisnis tidak mengacu pada aturan TBA. 

Irfan menjelaskan, banyak faktor yang membuat harga tiket pesawat jadi tinggi. Salah satunya biaya jasa pelayanan bandara yang dikenakan kepada penumpang atau airport tax.

Untuk itu, Irfan meminta adanya pemisahan antara biaya airport tax dengan harga tiket pesawat. Dengan begitu, calon penumpang pesawat bisa mengetahui besaran harga tiket yang sebenarnya.

"Tahun lalu airport tax itu rata-rata naik 100an persen. Kalau dipisah jadi ketahuan biang kerok naikin harga itu siapa. Kita nggak pernah naik. Yang kita naikin mungkin business class, tapi juga nggak banyak itu," katanya. 

Irfan menegaskan, Garuda tidak memanfaatkan momentum Lebaran untuk melakukan monopoli harga tiket. 

Baca juga : Liverpool Terusir Dari Piala FA

Ia juga memastikan pihaknya telah memenuhi panggilan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk membahas terkait kenaikan harga tiket pesawat memasuki masa mudik Lebaran 2024. Garuda telah menjelaskan dasar-dasar pertimbangan yang diambil sebelum menentukan atau merevisi harga tiket pesawat.

Irfan mengaku Garuda selalu terbuka untuk berkompetisi dengan maskapai lain secara sehat, termasuk soal tarif.

"Tim kita sudah menghadap ke KPPU. Yang jelas kita tidak ada kartel, tidak memonopoli, kami termasuk perusahaan yang terbuka untuk kompetisi yang sehat," ucapnya. 

Khusus di Lebaran tahun ini, lanjut Irfan, Garuda mengajukan sebanyak 570 permintaan penerbangan tambahan atau extra flight untuk periode mudik Lebaran 2024 yang akan melayani rute-rute favorit dan destinasi wisata.

Menurutnya, extra flight tersebut untuk merespons tingginya permintaan penerbangan selama periode arus mudik dan balik serta libur Lebaran untuk beberapa rute perjalanan domestik maupun luar negeri.

Baca juga : 1 Kapolda Bakal Bersaksi di MK, Kapolri Ikut Penasaran

"Sebagian besar permintaan extra flight ini diajukan pada rute-rute favorit. Beberapa destinasi yang diajukan mendapat slot penerbangan tambahan, seperti Denpasar, Padang, Surabaya, Medan, Singapura, dan lainnya," ungkapnya. 

Adapun, rinciannya 570 extra flight tersebut, yakni 170 penerbangan tambahan Garuda Indonesia, dan sekitar 400 lainya dari Citilink Indonesia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.