Dark/Light Mode

Pengguna Internet Tumbuh, Bisnis Tower Terdongkrak

Selasa, 5 November 2019 10:42 WIB
Pengguna Internet Tumbuh, Bisnis Tower Terdongkrak

RM.id  Rakyat Merdeka - Banyaknya pengguna internet di Indonesia memberikan dampak positif di banyak bidang usaha. Selain e-commerce, bisnis tower juga ikut terdongkrak.

Usaha penunjang sarana dasar telekomunikasi termasuk bisnis tower berperan sangat penting bagi pemerataan akses internet.

Direktur Keuangan PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) Helmy Yusman Santoso mengatakan, pertumbuhan internet yang makin pesat berdampak positif pada bisnis Tower Bersama Infrastructure.

Sejauh ini banyak perusahaan operator seluler yang bekerja sama dengan Tower Bersama Infrastructure untuk mendukung sarana telekomunikasi. Termasuk di bidang tower untuk penyewaan, pemeliharaan Base Transceiver Station (BTS), hingga penambahan perangkat.

“Besarnya pengguna internet akan sangat berpengaruh kepada bisnis kami karena dengan penggunaan data semakin tinggi maka layanan perusahaan operator itu juga akan ditingkatkan,” kata Helmy kepada Rakyat Merdeka, usai acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, kemarin.

Dalam survei terbaru Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang dirilis medio tahun ini, pengguna internet Indonesia mencapai 171,17 juta jiwa, setara 64,8 persen dari populasi. Kondisi ini akan mendorong perusahaan operator seluler untuk memperluas akses data mereka untuk pelanggannya.

“Penggunaan data naik terus. Semakin tinggi ya operator akan membutuhkan lebih banyak perangkat,” katanya.

Dari total pengguna internet sebanyak 171,17 juta jiwa, populasi terbesar tinggal di Pulau Jawa dan Sumatera, yakni 76 persen. Sisanya 24 persen di Pulau Kalimantan, Sulawesi-Maluku Papua, dan Bali-Nusa Tenggara. Keinginan masyarakat untuk mendapatkan akses internet terus mengalami peningkatan.

Baca juga : Penanganan Karhutla Palembang Ditangani Secara Terintegrasi

Biasanya internet dimanfaatkan untuk berkomunikasi, mencari informasi atau melakukan transaksi. Pihak operator pun semakin terdorong melakukan penambahan atau pembangunan di berbagai daerah yang membutuhkan akses internet lebih baik.

“Ini berarti daerah semakin membutuhkan banyak peralatan untuk diletakkan di atas tower apalagi dengan teknologi 4G kan kualitas yang tentu lebih bagus,” kata Helmy.

Hampir seluruh perusahaan operator melaksanakan kerja sama dengan tujuan meningkatkan akses internet berkecepatan 4G. Dia bilang masih banyak perangkat di daerah yang belum ditambah. Tapi untuk kota besar sudah lengkap ada 3G dan 4G.

“Sekarang itu hampir semua penambahan tenant dilakukan untuk 4G. Nanti kalau sudah direalisasikan 5G mereka tentu akan menambah perangkat lagi,” imbuhnya.

Head of Research Narada Asset Management kiswoyo Adi Joe menilai, industri menara telekomunikasi merupakan bisnis yang stabil. Menurut dia, pengembangan akses internet akan terus dibutuhkan. Bahkan, tidak hanya perangkat tapi juga penambahan menara.

“Permintaan ataupun penambahan jumlah menara itu ada terus karenakan operator telekomunikasi tidak akan mengurangi cakupan jaringan yang sudah ada,” ungkap Kiswoyo kepada media.

Namun, Kiswoyo mengamati dari jumlah operator telekomunikasi yang berada di Indonesia jumlahnya itu-itu saja, tapi mem buat kemungkinan merger saat ini makin kecil.

“Karena itu, tantangan ke depan bukan hanya dari pasar melainkan bagaimana kekuatan perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan ekspansi,” kata dia.

Baca juga : Paruh Tahun, Industri Mamin Tumbuh 7,4 Persen

TBIG saat ini juga terus melakukan ekspansi secara organik dengan membangun menara dan kolokasi baru. Tahun ini TBIG menargetkan penambahan tenant sebanyak 3.000 unit terdiri dari 1.000 tower dan 2.000 kolokasi.

Sampai semester pertama tahun ini, TBIG telah merealisasikan 1.200 tenant. Pihaknya juga telah menerima berbagai permintaan pesanan, baik menara baru maupun kolokasi.

“Rata-rata semuanya untuk penambahan akses internet 4G,” kata dia.

Adapun dalam RUPSLB TBIG menyetujui rencana penerbitan surat utang berdenominasi mata uang asing (global bond) senilai 650 juta dolarr AS atau setara dengan Rp 9,1 triliun.

Dana segar yang akan didapat dari penerbitan obligasi valas ini akan digunakan untuk melunasi pinjaman sindikasi yang diterima perseroan dari sejumlah lembaga keuangan.

Helmy mengatakan, pelunasan pinjaman sindikasi perseroan melalui pembiayaan dari penerbitan obligasi valas ini merupakan upaya perseroan untuk refinancing atas kewajiban kepada pihak ketiga.

“Jadi bond yang kita terbitkan ini untuk refinancing. Sindikasi loan yang kita terima sebelumnya, akan kita bayar dengan dana dari bond,” ujarnya.

Sementara, perusahaan lainnya juga merasakan dampak yang positif dari pertumbuhan internet yanh makin pesat. Salah satunya PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Baca juga : 2019, Ekspor Hasil Perkebunan dan Peternakan Tumbuh di Atas 4 Persen

Dalam laporan keuangan tercatat yang berkontribusi cukup besar yakni sewa satelit VSAT yakni menyumbang Rp 196,26 miliar atau tumbuh 14,18 persen hingga September.

Terakhir, lini usaha sewa Metropolitan Wireless Fiber Optic (MWIFO) yakni jaringan serat optik dan nirkabel guna layanan internet broadband dan virtual private network.

Adapun di lini sewa menara, pendapatan tertinggi berasal dari sewa menara oleh Hutchison Tri Indonesia yakni sebesar Rp 1,49 triliun atau tumbuh 3,55 persen dari Rp 1,45 triliun.

Kemudian, sewa menara oleh PT XL Axiata Tbk (EXCL) menyumbang pendapatan sebesar Rp1,36 triliun atau tumbuh 13,44 persen dari Rp1,19 triliun. Lalu, diikuti PT Telekomunikasi Selular dengan Rp 835,89 miliar atau tumbuh 3,72 persen dari Rp 805,87 miliar.

Terakhir, pendapatan sewa menara TOWR juga diperoleh dari PT Indosat Tbk (ISAT) yakni Rp 330,44 miliar atau tumbuh 32,68 persen dari Rp 249,04 miliar. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :