Dark/Light Mode

Rekayasa Produk Energi sebagai Penopang Renewable Plants di Indonesia

Rabu, 17 April 2024 01:31 WIB
Panel surya yang rusak akibat musim. (Foto: icasolar.com)
Panel surya yang rusak akibat musim. (Foto: icasolar.com)

Pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (renewable plants) menjadi penopang utama suatu negara dapat menghasilkan energi yang ramah lingkungan dibanding dengan pembangkit energi fosil yang mencemari lingkungan serta memajukan tujuan dari sustainable development goals dari dunia untuk dapat menurunkan menghasilkan energi serta menurunkan emisi karbon dan menciptakan suatu sistem energi yang berkelanjutan dan tidak terbatas.bermacam-macam energi dihasilkan oleh beberapa sumber energi yang direkayasakan oleh material-material sehingga menjadi pembangkit listrik yang kita kenal pada saat ini.Indonesia pun memiliki pembangkit lisrik yang populer tersebut adalah panel surya, panas bumi, biomassa, biofuel, bayu, serta air.

Pada penerapannya pembangkit listrik energi terbarukan di Indonesia memiliki dua kendala utama dalam penghasilan energi itu sendiri.yaitu beberapa pembangkit yang memiliki tidak tahan sifat musiman di Indonesia dan biaya yang cukup tinggi dibandingkan dengan pembangkit energi fosil itu sendiri.Seperti yang dapat kita lihat panel surya yang dimana dapat mengalami kerusakan akibat terjadinya kondisi musiman suatu lingkungan itu sendiri seperti hujan lebat dan sinar ultraviolet yang tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki dinamika atmosfer yang tinggi dibanding negara lain serta biaya dari pembangkit listrik yang lebih mahal dibandingkan dengan negara lain. Seperti contoh, China yang mempunyai harga panel surya yang lebih murah dimana sebesar 30 sen saja dibandingkan dengan Indonesia yang sebesar 1 dollar.

Berdasarkan dari situasi ini lah mengapa Indonesia tidak dapat memenuhi target dari target pada tahun 2025 yaitu 23% dengan Indonesia hanya mencapai pada angka 13,1% dari 17,9% dari target untuk saat ini dan ini juga diperkuat dengan belum maksimalnya dan hanya sedikit bauran akselerasi pada energi terbarukan itu sendiri yaitu hanya 0,8 persen pada bauran energi primer dan juga Indonesia masih bergantung penuh dengan energi fosil serta hambatan komponen di negeri berdasarkan data Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Merujuk pada Kejadian tersebut dibutuhkan suatu ide terbarukan dimana masyarakat harus dilibatkan penuh dalam pemanfaatan energi terbarukan ini dengan memperkenalkan energi terbarukan ini dengan rekayasa produk sehingga masyarakat dapat turut ikut berinvestasi dengan menggunakan energi terbarukan dibanding dengan energi fosil serta menjelaskan manfaat yang didapatkan dari penggunaannya.

Baca juga : Sukidi PhD: Jangan Lelah Cintai, Rawat, Majukan Indonesia

Walaupun pada penerapannya energi yang dihasilkan pada rekayasa produk akan sangat kecil dan akan adanya perbedaan gap yang signifikan pada pembangkit listrik namun untuk secara teknis rekayasa produk cenderung dapat bertahan kapan saja dan pengelolaan risiko pada keuangan yang tidak jomplang pada investasinya sehingga energi dapat dikendalikan dan dapat menjadi penopang dari pembangkit listrik energi terbarukan yang dapat dikatakan belum stabil dalam penerapannya di Indonesia.

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengajak masyarakat untuk dapat turut andil dalam menggunakan rekayasa produk energi terbarukan

Pertama, Masyarakat dapat dipersuasikan mengenai rekayasa produk dengan pendekatan tradisional dimana kita harus memperhatikan budaya,sifat,dan kebiasaan masyarakat Indonesia itu sendiri seperti pendekatan dengan budaya nongkrong atau kumpul bersama.

Kedua, Masyarakat diharapkan dapat melek lebih cepat dengan penggunaan rekayasa produk ini dengan kita memperkenalkan produk yang biasa mereka pakai dan mudah untuk dioperasikan seperti peralatan rumah tangga.

Baca juga : Bejo Jahe Merah Bagikan Produk Gratis Saat Mudik Dan Liburan, Ini Lokasinya

Dengan begitu diharapkan adanya suatu pergerakan baru pada energi terbarukan sehingga menjadikan hal ini dapat dijadikan solusi baru yang dapat bermanfaat untuk dapat menopang penggunaan pembangkit listrik energi terbarukan yang terkendala pada musim dan biaya

Referensi

Perdana, A. P. (2024, January 19). Energi terbarukan belum terakselerasi. kompas.id. https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2024/01/18/energi-terbarukan-belum-terakselerasi 

El, H. (2023, June 12). Kerusakan yang Mungkin Terjadi pada Panel Surya dan Cara Pencegahannya - HMEnergi. HMEnergi. https://www.hmenergi.com/kerusakan-yang-mungkin-terjadi-pada-panel-surya-dan-cara-pencegahannya/?lang=id 

Baca juga : Tebar Energi Kebersamaan, PHE Salurkan Bantuan Rp 4 Miliar

Mengejar Target 23% Bauran Energi Terbarukan di 2025 Memerlukan Strategi Percepatan dan Komitmen Politik - IESR 

Hamdani, T. (2020, July 28). Harga Panel Surya di RI Lebih Mahal Dibanding China. Detikfinance. https://finance.detik.com/energi/d-5110980/harga-panel-surya-di-ri-lebih-mahal-dibanding-china

Heika Sazaki
Heika Sazaki
Peserta NECSC 2024 jenjang Mahasiswa

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.