Dark/Light Mode

Tumbuh 5,11 Persen, Ekonomi Kedongkrak Pemilu

Selasa, 7 Mei 2024 08:12 WIB
Alat Peraga Kampanye (APK) yang bertebaran di jalan selama Pemilu 2024. (Foto: Sophan Wahyudi/RM)
Alat Peraga Kampanye (APK) yang bertebaran di jalan selama Pemilu 2024. (Foto: Sophan Wahyudi/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 mencapai 5,11 persen. Angka ini salah satunya didongkrak oleh perputaran uang selama Pemilu 2024.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal I-2024, ekonomi kita tumbuh 5,11 persen secara tahunan (Year on Year/YoY). Capaian ini meningkat dibandingkan kuartal IV-2023 yang sebesar 5,04 persen.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, selama kuartal I-2024, Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) tembus Rp 5.288,3 triliun. Sedangkan, berdasarkan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) nilainya mencapai Rp 3.112,9 triliun.

Angka 5,11 persen merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada kuartal pertama sejak 2019. Menariknya, pertumbuhan 5,11 persen ini ditopang oleh seluruh komponen pengeluaran utama. Amalia merinci, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,91 persen, dan menjadi kontributor utama pertumbuhan pada kuartal I-2024.

Untuk pertumbuhan yang paling tinggi, dialami Konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT), yakni 24,29 persen. Capaian ini didorong konsumsi selama Pemilu dan Ramadan. Konsumsi Pemerintah juga tumbuh positif yakni 19,90 persen. Pertumbuhan ini juga didorong oleh belanja Pemilu dan belanja pegawai.

Baca juga : Pertarungan Pilkada Seseru Pilpres

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara merespons positif capaian ini. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi 5,11 persen merupakan fondasi yang baik bagi perekonomian nasional di tengah ketidakpastian global. "Itu jadi basis baik untuk pertumbuhan Indonesia 2024,” ucapnya, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2024).

Ia menggarisbawahi capaian ini yang disebabkan konsumsi rumah tangga. Menurutnya, tingginya konsumsi rumah tangga didorong kegiatan Pemilu. “Kita lihat kemarin Pemilu berkontribusi besar, karena kita lihat angka konsumsi rumah tangga cukup tinggi," ulasnya.

Meski pertumbuhan sudah lumayan tinggi, Pemerintah masih terus memberi insentif untuk menstimulus ekonomi. Salah satunya adalah Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP). Tujuannya untuk mendorong pertumbuhan sektor konstruksi yang memiliki daya ungkit ekonomi besar.

"Mudah-mudahan bisa mendorong konstruksi dan kemudian mendorong investasi di quarter mendatang. Basis bagus, cuma kita ingin lebih tinggi lagi," tutur Suahasil.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dengan capaian tersebut, Indonesia mampu menjadi salah satu negara yang tumbuh kuat dan persisten. Bahkan lebih hebat dari Malaysia yang ekonominya hanya tumbuh 3,9 persen, Korea Selatan 3,4 persen, Singapura 2,7 persen, dan Meksiko 1,6 persen.

Baca juga : Andika Ngumpul dengan Prabowo

Pertumbuhan ekonomi nasional juga disertai inflasi yang rendah dan terkendali: 3,0 persen. Angka ini jauh lebih rendah ketimbang Filipina yang inflasinya 3,7 persen, Brazil 3,9 persen, atau India 4,9 persen.

Hanya saja, Airlangga menyebut kondisi perekonomian global masih dibayangi ketidakpastian. Kondisi itu dipicu kebijakan suku bunga yang tinggi, peningkatan tensi geopolitik, dan pelemahan permintaan global.

"Meski demikian, berdasarkan publikasi WEO IMF April 2024, perekonomian nasional tahun 2024 diproyeksi akan tetap resilien pada kisaran 5 persen. Pada tahun 2025 akan mengalami peningkatan, serta melampaui proyeksi pertumbuhan ekonomi global, dan rata-rata negara berkembang," tutur Airlangga.

Untuk menjaga pertumbuhan tetap baik, Pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi. Di antaranya menjaga daya beli dan stabilitas harga melalui kebijakan bantuan sosial (bansos), PPN DTP Properti, pengendalian inflasi, menjaga ketahanan sektor eksternal, hingga mengakselerasi kinerja kebijakan sektoral lainnya melalui peningkatan nilai tambah dengan hilirisasi dan percepatan transisi energi dengan Electric Vehicle (EV).

Ekonom dari Universitas Mercu Buana Sugiyono Madelan Ibrahim mengakui, Pemilu menjadi pendongkrak ekonomi nasional. "Yang menonjol pada kuartal I-2024 adalah kegiatan Pemilu," ulasnya, saat dihubungi, Senin (6/5/2024) malam.

Baca juga : Budi Arie Soal Orang Toxic di Pemerintahan: Nasihat Pak Luhut Bagus

Sugiyono memprediksi, Pilkada serentak juga akan berkontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Pengaruhnya terhadap ekonomi bisa menyamai Pemilu kemarin.

Karena itu, Sugiyono memprediksi, secara keseluruhan ekonomi Indonesia pada 2024 masih tumbuh di kisaran 5 persen. "Perkiraan kasar saya, pertumbuhan ekonomi secara tahunan antara 4,8 persen hingga 5,1 persen," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.