Dark/Light Mode

PLN Peduli Beri Harapan Baru ke Desa Andung Biru

Rabu, 13 November 2019 19:31 WIB
Muhammad Rasyid (tengah). (Foto: Istimewa)
Muhammad Rasyid (tengah). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Desa Andungbiru, yang terletak di kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, bisa dibilang desa agak ke pelosok dan awalnya belum terjangkau listrik. Namun, kini masyarakat di sana sudah memiliki harapan baru berkat pemberdayaan yang dilakukan PLN melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTMH) yang berada di bawah binaan CSR PT PJB UP PAITON. Desa Andung Biru pun merasakan dampak besar yang di hasilkan dari PLTMH terhadap kehidupan masyarakat.

"Selama ini, untuk mendapatkan listrik, masyarakat di Desa Andung Biru sangat bergantung pada PLTMH tersebut. Sudah ada 3 unit PLTMH yang berada di desa ini, dan mampu menghasilkan 1.200 Kilo volt. Bahkan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro ini mampu menyalurkan listrik untuk 4 Desa sekaligus," ucap Muhammad Rasyid, Pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Desa Andung Biru, dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (13/11).

Baca juga : Piala Super Spanyol Bakal Digelar di Arab Saudi

Karena mayoritas di sana berprofesi sebagai buruh tani, pengelola memberi ketentuan, bahwa tagihan dari listrik bisa dibayar secara bulanan ataupun tajunan. Cara pembayarannya pun tidak hanya menggunakan uang, melainkan bisa ditukar oleh hasil bumi/ternak.

"Dengan adanya PLTMH ini juga, sangat berdampak terhadap perekonomian warga Desa Andung Biru. Dari yang dulunya hanya bertani, kini beberapa warga sudah ada yang mulai buka usaha seperti mebel. Yang paling keren lagi, pengairan sawah jadi semakin teratur," terang Rasyid.

Baca juga : Soal Penyerapan Anggaran PUPR, Basuki Beda Dengan Sri Mulyani

PLN Peduli, tambahnya, mengerti apa yang dibutuhkan warga, terutama yang ada dipelosok. Hanya dengan memanfaatkan air yang mengalir di sungai, sudah bisa menerangi dan menghidupi Desa Andung Biru.

"Selain untuk menyalakan lampu, listrik di Desa Andung Biru juga sudah digunakan untuk mengoperasikan alat pengolahan kopi dan juga mebel. Unit pengolahan kopi di sini namanya adalah Unit Pengolahan Kopi Tirta Pijar. Kebun kopi di sini adalah kebun kopi organik, yang komposnya berasal dari kotoran hewan. Tanpa menggunakan bahan kimia, dan bebas pestisida. Soal rasa juga pasti beda. Kopi organik memiliki cita rasa yang lebih murni, sedap, dan alami," tuturnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.