Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
![Satelit Starlink Satelit Starlink](https://rm.id/images/img_bg/img-750x390.jpg)
Sebelumnya
“Sehingga mempercepat pemerataan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi),” kata Reza di Jakarta, Kamis (6/6/2024).
Sebagai informasi, Starlink dapat melayani pelanggan ritel atau pengguna akhir (end user). Hanya saja, untuk terhubung dengan satelit low earth orbit saat ini diperlukan perangkat keras Starlink, dan harganya cukup mahal.
Dengan demikian, pengguna tidak hanya membayar tarif bulanan, tapi juga merogoh kocek untuk membeli perangkat keras, yang mencapai Rp 7,8 juta.
“Kurang kompetitif dibanding fixed broadband maupun seluler,” katanya.
Menanggapi ini, pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti Trubus Rahardiansah menegaskan, industri telekomunikasi di Indonesia harus disehatkan lebih dulu agar perusahaan telekomunikasi, baik yang BUMN (Badan Usaha Milik Negara) maupun swasta, dapat berkompetisi dengan giant tech global.
Baca juga : PPP Diminta Tetap Solid
“Pemerintah harusnya menyehatkan industrinya terlebih dahulu, baru bisa bersaing,” saran Trubus saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.
Ia mengakui, masuknya investasi asing bisa memberikan manfaat bagi negara dan masyarakat. Namun tetap harus memenuhi kewajiban, seperti yang telah dilakukan operator lainnya di industri ini.
Karena itu, dia menyesalkan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan, yang menurutnya menimbulkan ketidakpastian iklim usaha di sektor telekomunikasi di Indonesia.
Padahal, perusahaan telekomunikasi di Indonesia sudah puluhan tahun beroperasi. Dan telah menggelontorkan investasi besar untuk mendukung program Pemerintah dalam memperluas layanan internet.
“Implementasikan regulasi secara adil. Setiap perusahaan tentu sudah dan harus bisa berkontribusi. Jangan seolah-olah seperti tidak butuh lagi, karena adanya Starlink,” cetusnya.
Baca juga : Tok, Bang Anies Masuk Rekom Banteng Jakarta
Ia berharap, Pemerintah mampu memetakan kebutuhan layanan telekomunikasi dengan baik di seluruh wilayah Indonesia. Artinya, kata dia, jangan hanya berpusat di kota-kota besar saja.
Apalagi selama ini Pemerintah juga mengalokasikan sejumlah anggaran untuk memenuhi kebutuhan layanan internet di daerah.
“Kalau kota besar sudah oke, fokus kan layanan internet di daerah, termasuk daerah 3T. Itu investasinya mahal, kalau bisa dengan satelit, ya lakukan di sana,” tegasnya.
Seperti diketahui, Menkomarves Luhut sempat mengucapkan, Starlink bisa membantu masyarakat dalam mendapatkan layanan internet, pendidikan, hingga kesehatan yang lebih baik, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah 3T.
Sehingga dengan adanya layanan internet berbasis satelit, membuat menara Base Transceiver Station (BTS) tidak lagi diperlukan.
Baca juga : Prof Mahfud Mulai Galak Lagi
“Nggak perlu ada BTS-BTS-an, orang udah ada Starlink,” kata Luhut, dalam talkshow di Menara Global, Jakarta Pusat, Selasa (4/6/2024). IMA
Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 14, edisi Kamis, 13 Juni 2024 dengan judul "Starlink Diharapkan Ikut Membangun Infrastruktur"
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya