Dark/Light Mode

Komersialisasi Gas Bumi Terkendala Harga & Koordinasi Lintas Sektor

Kamis, 20 Juni 2024 10:15 WIB
Forum Gas Bumi 2024 di Bandung, Rabu-Jumat (19-21/6/2024). [Foto ilustrasi: Ist]
Forum Gas Bumi 2024 di Bandung, Rabu-Jumat (19-21/6/2024). [Foto ilustrasi: Ist]

RM.id  Rakyat Merdeka - Upaya komersialisasi gas bumi demi mengoptimalkan penyerapan gas bumi bagi pasar domestik terus dilakukan. Sayangnya, masih terdapat kendala dalam upaya tersebut, yaitu harga dan kurangnya koordinasi lintas sektor. Padahal saat ini, 68 persen produksi gas bumi digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Menurut Direktur Eksekutif Refominer Institute, Komaidi Notonegoro, hingga saat ini, tiga kementerian terkait, yaitu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Keuangan masih memiliki pandangan yang berbeda terkait harga gas bumi.

Baca juga : Tinjau Pompanisasi Di Semarang, Jokowi Harap Produktivitas Pangan Meningkat

“Ini tentunya menjadi pekerjaan rumah. Selama tidak ada kesepahaman, maka akan berpengaruh kepada komersialiasi gas bumi di Indonesia. Padahal, kebutuhan gas bumi diperkirakan akan terus bertambah dalam 10 tahun ke depan, “ ujar dia, dalam acara Forum Gas Bumi 2024, di Bandung, Rabu (19/6/2024).

Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute dan Pengajar Program Magister Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta. [Foto: Ist]

Komaidi menilai, Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) dinilai menjadi salah satu kunci, agar komersialiasi gas bumi dapat lebih optimal. Pasalnya, HGBT dapat menentukan nilai keekonomian suatu proyek. Untuk itu, diperlukan kesepahaman antara Kementerian terkait, produsen gas, dan pengguna gas bumi.

Baca juga : Kemenkominfo Berikan Literasi Digital Bagi TNI Agar Capai Visi Misi PRIMA

Menurutnya, tujuan Pemerintah memberikan harga gas murah untuk industri memiliki tujuan yang baik. Namun demikian, Pemerintah juga perlu memperhatikan keberlangsungan industri lainnya. "Padahal, nilai keekonomian proyek gas bumi juga penting, karena ini adalah penentu suplai gas bumi untuk industri," kata Komaidi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.