Dark/Light Mode

Garap Sektor Hulu Via Program Mitra Tani

Semoga Langkah Bulog Bisa Tekan Impor Beras

Minggu, 23 Juni 2024 07:00 WIB
Garap Sektor Hulu Via Program Mitra Tani Semoga Langkah Bulog Bisa Tekan Impor Beras

RM.id  Rakyat Merdeka - Produksi beras di dalam negeri lima tahun terakhir terus menurun, sementara permintaan meningkat. Oleh karena itu, langkah Perum Bulog masuk ke bisnis sektor hulu dinilai tepat sebagai terobosan untuk menjawab tantangan tersebut.

Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengungkapkan, sejak 2018, jumlah produksi beras dalam negeri terus menurun. Sementara konsumsinya, terus meningkat. Ketidakseimba ng an antara supply and demand ini, harus disikapi serius oleh Pemerintah. “Ke depan, kalau tidak ada terobosan yang dilakukan dari sisi hulu, tidak menutup kemungkinan, jumlah impor akan terus

membengkak,” ujar Khudori kepada Rakyat Merdeka, kemarin. Karena itu, lanjut Khudori, harus ada kebijakan, baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang untuk mengatasi masalah dan tantangan yang dihadapi sektor pertanian.

Baca juga : Hendrawan Supratikno: Akan Menambah Beban Anggaran Negara

Ia menuturkan, saat ini sedang terjadi gangguan pasokan. Eksportir beras terbesar dunia, India membatasi penjualan ke luar negeri. Selain itu, perubahan iklim seperti El Nino dan gelombang panas yang sangat tinggi di beberapa negara pada tahun ini, juga membuat gangguan terhadap hasil produksi, baik di Indonesia maupun di negara-negara eksportir.

Bagi Indonesia sebagai negara importir, kata dia, kondisi global tersebut sangat terasa dampaknya, mengingat sebagian stok beras dipenuhi dari negara lain.

“Jangan sampai, Indonesia kelabakan karena kekurangan punya stok. Makanya, harus ada terobosan di hulu,” sarannya. Terpisah, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menegaskan, persoalan ketahanan pangan harus dibahas secara utuh dari hulu ke hilir. Termasuk dari proses produksi, distribusi sampai konsumsi.

Baca juga : Herman Khaeron: Badan Baru Ini Akan Lebih Fokus

Selama ini jumlah populasi penduduk yang terus meningkat, krisis iklim, pembatasan ekspor dan kondisi geopolitik, membuat banyak negara harus berkutat dengan persoalan ketahanan pangan.

Ia menyadari, walau penyerapan gabah dalam negeri sudah optimal dilakukan Bulog, namun persoalan serius terdapat pada proses produksi.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi pada periode Januari-April 2024 turun 17,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, saat mencapai 22,55 juta ton.

Baca juga : Bandara IKN Bisa Dipakai Mulai Tanggal 1 Agustus

Untuk itu, pihaknya mulai masuk ke ranah hulu dengan memiliki program bernama Mitra Tani. “Menjadi petani itu tantangannya makin besar dan berat. Karenanya, petani harus didampingi dan dibantu untuk bisa meningkatkan produktivitas,” ujar Bayu dalam keterangan resminya, Selasa (18/6/2024). Saat ini sudah ada 250 hektar (ha) lahan yang dikelola dalam program Mitra Tani.

Ia menekankan, dalam menjalankan program ini, Key Performance Indicator (KPI) Bulog adalah meningkatkan produktivitas petani, bukan semata-matahanya untuk bisa mendapatkan stok beras saja.

“Kalau petani bisa meningkatkan produktivitasnya, maka secara makro ada peningkatan produksi beras,” ucapnya. Hal ini juga bertujuan untuk menjawab tantangan yang ada, sekaligus bentuk komitmen Bulog dalam menjaga stabilitas pangan nasional.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.