Dark/Light Mode

IHSG Dan Rupiah Loyo

Menteri Ani Waspadai Dampak Penurunan Harga Minyak Dunia

Selasa, 10 Maret 2020 06:13 WIB
Sri Mulyani
Sri Mulyani

RM.id  Rakyat Merdeka - Selain wabah virus corona, anjloknya harga minyak dunia hingga 30 persen di bawah 30 dolar Amerika Serikat (AS) per barel akan berdampak negatif bagi ekonomi RI.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pun menginginkan semua pihak ikut menjaga kondisi ekonomi Indonesia. Menteri yang akrab disapa Ani itu menerangkan, kejatuhan harga minyak menimbulkan ketidakpastian baru di pasar modal dan keuangan. 

“Kondisi ini menimbulkan ketidakpastian yang lebih besar untuk pasar modal dan pasar keuangan. Dampak psikologinya akan sangat berpengaruh, termasuk ke ekonomi Indonesia,” kata Ani di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin. 

Kondisi ini, kata dia, mengakibatkan indeks saham di berbagai negara mengalami tekanan. Termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sampai sesi pertama kemarin, mencatat penurunan 4,14 persen ke level 5.271. 

Baca juga : Tiga Menteri Jokowi Sepakat Perpanjang Odol Hingga 2023

Penurunan harga minyak, lanjut Ani, juga memberikan dampak besar bagi perekonomian nasional. Salah satunya penerimaan negara. Karena itu, penurunan ini perlu diwaspadai lantaran posisi produksi minyak mentah Indonesia sedang mengalami tren penurunan. 

“Harga yang melemah, kemudian volume juga menurun karena ekspor dan produksi menurun, tentu berpengaruh terhadap penerimaan APBN,” ucap Ani. 

Dijelaskannya, meski sekarang nilai tukar makin mendekat ke nilai asumsi, tapi dari sisi harga dan produksi pasti jauh di bawah APBN. 

Namun di sisi lain, lanjut Ani, penurunan harga minyak menjadi berkah bagi PT Pertamina (Persero) lantaran beban impornya menjadi lebih rendah. 

Baca juga : Bayern Munchen VS Paderborn, Waspadai Si Penguntit

“Tentu akan lihat dari berbagai aspek. Kalau selama ini impor minyak kita cukup besar, berarti penurunan harga minyak ini bisa menurunkan beban Pertamina untuk mengimpor. Itu nanti akan terlihat dalam neraca Pertamina,” ujarnya. 

Seperti diketahui, jatuhnya harga dipicu oleh kegagalan kesepakatan antara anggota OPEC+ untuk melanjutkan pemangkasan produksi. 

“Yang mungkin sangat mengagetkan adalah Arab Saudi mengambil langkah yang jauh lebih bold. Yaitu memberikan diskon harga minyak yang lebih dalam lagi sehingga ini menjadi suatu perang harga,” tuturnya. 

Sri Mulyani mengakui, penurunan harga minyak mentah dunia juga bisa menjadi beban berat di tengah tekanan perekonomian global. “Dalam artian, ini menjadi stimulasi, tidak menjadi beban (perekonomian),” tegasnya. 

Baca juga : Menhub Ajak Pegawainya Jauhi Korupsi

Diinfokan Bloomberg, Senin (9/3) pukul 11.45 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2020 di Nymex terjun bebas ke level 28,12 dolar AS per barel. 

Artinya, di awal pekan ini, harga minyak WTI sudah anjlok 31,88 persen. Bahkan, Goldman Sach’s Inc memprediksi, harga minyak mentah bisa jatuh lebih rendah lagi ke kisaran 20 dolar per barel jika perang harga terus berlanjut. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.