Dark/Light Mode

Viral Video 87 Karyawan Ramayana Depok yang di-PHK

Mereka Menangis, Menjerit, Nanti Aku Makan Apa Pak...

Kamis, 9 April 2020 07:59 WIB
Ilustrasi gerai Ramayana. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi gerai Ramayana. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badai PHK akibat wabah corona terus melanda. Yang teranyar, Ramayana Depok mem-PHK 87 karyawannya. Video pemecatan ini viral di media sosial. Karyawan menangis dan menjerit meratapi nasib mereka.

Kabar PHK itu berawal dari sebuah video yang diunggah akun @wawat_kurniawan, Senin lalu. “Ramayana Depok PHK karyawan nangis histeris,” cuitnya. Video 45 detik itu berisikan sejumlah karyawan yang kebanyakan pe rempuan sedang berpelukan dan menangis di dalam toko. Ada yang duduk di lantai, ada yang berdiri.

Karyawan yang berpakaian seragam abu abu dan berkerudung merah itu tampak meratapi nasib pemecatan mereka. Sampai tadi malam, video tersebut sudah ditonton sebanyak 425 ribu kali. ratusan pengguna medsos menuliskan komentar berisi keprihatinan.

“Ya Allah, aku gak kuat lihatnya. Sedih banget,” tulis akun @sifia. ang graeni. “Corona makan korban. bukan korban positif karena corona, tapi positif pengangguran,” timpal @acesagitariuz. “Ya Allah, semoga kesedihan mereka segera berlalu dan diganti dengan rezeki yang mencukupi. Aamiin,” doa @lailatus_saidah5.

Baca juga : Wali Kota Depok: Masyarakat Tetap Tenang, Jangan Panik

Manajer Toko Ramayana City Plaza Depok, M Nukmal Amdar, membenarkan soal PHK tersebut. Nukmal beralasan, pihaknya terpaksa melaku kan PHK karena pendapatan menurun hingga 80 persen. Penjualan gerai tertekan lantaran pandemi virus corona. Pendapatan tidak bisa lagi menutup biaya-biaya operasional.

Sejak ada wabah, kata dia, banyak masyarakat yang mengalihkan belanjanya kepada pos-pos kebutuhan pokok, bukan pakaian. Sehingga, omset Ramayana, khususnya di Depok, an lok. Perusahaan terpaksa melakukan PHK dan menutup gerai. “Sudah diperhitungkan, kami memang sudah tidak mampu lagi membuka gerai,” kata Nukmal, kemarin.

Ia memastikan, manajemen bakal memberikan kompensasi secara adil. Saat ini, kompensasi untuk para karyawan dalam tahap proses. Sayangnya, ia belum bisa memastikan kapan kompensasi atau pesangon akan turun. Padahal, bagi karyawan yang kena PHK, pesangon itu tentu sangat diharapkan untuk menyambung hidup. apalagi sebentar lagi akan masuk bulan Puasa.

“Akan kami bayarkan dalam waktu dekat ini. Artinya perusahaan mempertimbangkan ketika karyawan nggak kerja, perusahaan ini sudah siap bayarkan semua,” janjinya.

Baca juga : Ramos : Jangan Biarkan Mereka Mencetak Enam Gol

Nukmal menjelaskan, proses PHK ini sudah melalui proses sosialisasi kepada para karyawan. Tujuannya, agar karyawan tidak kaget dan mampu mempersiapkan diri. Namun, memang, proses sosialisasi dilakukan H-1 sebelum keputusan PHK.

Ia menambahkan, langkah yang diambil manajemen adalah kebijakan langsung PHK. Bukan unpaid leave atau cuti tidak dibayar. Sehingga, kemungkinan besar karyawan yang sudah di-PHK tidak kembali lagi bekerja setelah masa pandemi Corona usai.

Soal video yang viral, Nukmal menduga itu diambil setelah para karyawan diberikan sosialiasi mengenai performa perusahaan yang menurun. Adegan berpelukan dan isak tangis karyawan di video itu terjadi ketika para karyawan hendak berpisah dengan rekan-rekan kerjanya.

“Ada pemberitaan bilang itu tangisan pemecatan massal. Itu mungkin ada oknum yang mengambil kesempatan biar viral. Itu video mungkin tangisan ya pada saat mereka berpisah. Ya, perpisahan lah,” kilahnya.

Baca juga : Banyak Yang Nangis, Minta Hukuman Ditunda

Menurut catatan Dinas Tenaga Kerja Kota Depok, Ramayana Depok men jadi perusahaan pertama yang melakukan gelombang PHK terhadap ratusan pegawai. Bukan hanya pegawai asli, tetapi sejumlah pegawai dari gerai-gerai yang titip edar di Ramayana Depok juga terpaksa angkat koper.

Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia mengecam tindakan Ramayana yang melakukan PHK secara sepihak. Presiden ASPEK Indonesia, Mirah Sumirat menuding Ramayana Depok memanfaatkan situasi Covid 19 untuk melakukan PHK dengan alasan “force majeure”. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.