Dark/Light Mode

RNI Kantongi Izin Impor 80 Ribu Metrik Ton

Semoga Harga Gula Bisa Segera Jinak

Rabu, 29 April 2020 09:28 WIB
Kantor RNI (ist)
Kantor RNI (ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kabar baik buat masyarakat. PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI sudah mengantongi izin impor gula kristal putih sebanyak 80 ribu metrik ton. Diharapkan jika impor ini sudah tiba, harga gula yang naik gilagilaan bisa segera jinak.

Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha RNI Febriyanto mengatakan, pihaknya siap menyalurkan gula ini secara bertahap ke pasar konsumsi pada kuartal 2 dan 3 tahun ini. Targetnya, impor gula bisa mulai mengisi pasar konsumsi di minggu pertama Ramadhan dan saat Lebaran, agar dapat mengimbangi lonjakan permintaan.

“RNI mendapatkan kuota impor kurang lebih 80 ribu metrik ton yang terdiri dari white sugar (gula kristal putih) sekitar 50 ribu metrik ton dan raw sugar sekitar 30 ribu metrik ton,” ujarnya, di Jakarta, kemarin.

Ia menjelaskan, untuk gula putih, setelah tiba akan langsung disalurkan ke pasar konsumsi. Sementara untuk raw sugar akan diproses dan diolah terlebih dahulu menjadi gula Kristal putih di Pabrik Gula (PG) anak Perusahaan RNI, yakni PT PG Rajawali II.

Baca juga : Kembangin Produk Petrokimia, Sapetro Sabet Penghargaan Dari Pertamina

Sekadar info, sudah beberapa bulan terakhir, harga gula naik tinggi. Dari biasanya Rp 15 ribu per kg menjadi Rp 20 ribu. Bahkan di sejumlah wilayah, seperti Bogor, ada gula yang dijual di harga Rp 24 ribu per kg.

Padahal pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) gula putih di angka Rp 12.500. Di kesempatan yang sama, Vice President Pengendalian Usaha I RNI Nanik Soelistyowati menilai, selain untuk mengamankan stok gula nasional, kuota raw sugar yang diberikan pemerintah kepada PG berbasis tebu.

Ini akan berdampak signifikan bagi peningkatan efisiensi biaya produksi dan peningkatan pendapatan. “Dengan masuknya raw sugar, PG akan memperoleh tambahan bahan baku untuk diolah. Sehingga rata-rata hari giling PG bertambah mendekati skala ekonomisnya, yaitu 150 hari per tahun,” ungkapnya.

Tahun lalu, total produksi gula RNI mencapai 260 ribu ton. Saat ini, perkembangan kinerja bisnis gula RNI cukup bersaing dengan industri gula lainnya di Indonesia.

Baca juga : Ini 11 Permintaan Industri Tekstil Agar Bisa Berdaya Saing

Apalagi di wilayah Jawa Timur yang menjadi sumber bahan baku tebu terbanyak nasional, Pabrik Gula RNI unggul dengan produktivitas dan rendemen tertinggi.

“Market share RNI di pasar gula konsumsi langsung Indonesia mencapai 12 persen,” katanya. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman pun mengamini.

Demi memenuhi kebutuhan gula industri saat ini, 100 persen melalui impor. Sebab, produksi gula di dalam negeri terus menurun setiap tahunnya. “Kebutuhan gula dalam negeri 2,1 juta ton.

Sementara industri perlu 3,2 juta ton. Kebutuhan 5,3 juta ton itu, kalau nggak impor, mau dipenuhi dari mana? Maka sinkronisasi program hulu ke hilir perlu menjadi perhatian pemerintah,” tuturnya dalam rapat dengan DPR, Senin (27/4).

Baca juga : DPD I dan DPD II Golkar NTT Siap Berikan Semua Suara untuk Airlangga

Apalagi di tengah pandemi Covid-19, pihaknya merasakan Ramadhan kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Karena tidak ada peningkatan penjualan secara signifikan. Ia menuturkan, dalam survei yang dilakukan Gapmmi, sebanyak 71,4 persen pelaku industri makanan dan minuman menyebut penjualannya menurun 20-40 persen akibat pandemi Covid-19.

“Biasanya saat Ramadhan ada peningkatan penjualan 30 persen per bulan. Kali ini justru banyak sekali penurunan order, baik dari pasar modern maupun pasar tradisional,” cetusnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku, pasokan gula sempat bermasalah karena proses impor terkendala pandemi virus corona. Belum lagi sekarang di luar musim giling tebu, sehingga tak ada pasokan dari dalam negeri.

“Karena importir kami sedang lockdown, ada penutupan pelabuhan, sehingga terlambat pengiriman,” katanya, Minggu (26/4). Meski demikian, ia memastikan pemerintah terus mengupayakan pasokan gula pasir tetap tersedia, khususnya selama puasa dan Lebaran. “Ada raw sugar atau bahan baku gula pasir yang datang mencapai 280 ribu ton untuk diolah jadi gula kristal putih,” tukasnya.[IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.