Dark/Light Mode

Rupiah dan Mata Uang Asia Babak-belur Dihantam Covid Gelombang II

Selasa, 12 Mei 2020 10:10 WIB
Rupiah dan Mata Uang Asia Babak-belur Dihantam Covid Gelombang II

RM.id  Rakyat Merdeka - Pagi ini (12/5), nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,4 persen. Atau berada di level Rp 14.910 per dolar AS dibanding penutupan sesi perdagangan kemarin, yang ditutup menguat di level Rp 14.895 per dolar AS.

Senin (11/5), rupiah memang ditutup menguat sekitar 25 poin atau 2,7 persen di pasar spot, dibanding  pada Jumat (9/5) di level Rp 14.920 per dolar AS.

Begitu juga pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor). Diitutup menguat 73 poin atau 0,49 persen ke level Rp 14.936 per dolar AS.

Baca juga : Berkah Petani Buah Naga Banyuwangi Di Tengah Pandemi Covid-19

Penguatan rupiah pada Senin (11/5), antara lain dipicu oleh respon positif pasar, menyusul rencana pelonggaran lockdown beberapa negara.

Namun sayangnya, pada hari ini, mayoritas mata uang Asia justru mengalami pelemahan lantaran isu Covid-19 gelombang kedua.

Penurunan nilai mata uang tersebut, antara lain terjadi pada dolar Hong Kong yang merosot 0,02 persen, dolar Singapura 0,28 persen, won Korsel 0,6 persen, rupee India turun 0,24 persen, ringgit Malaysia turun 0,4 persen, dan baht Thailand 0,04 persen.

Baca juga : Kisah Ultah Penuh Haru di Balik Tugas Berat Berantas Covid-19

Hanya Yen Jepang dan dolar Taiwan saja yang mengalami penguatan terhadap dolar. Masing-masing menguat 0,15 dan 0,18 persen.

Terkait hal ini, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, sentimen negatif masuk ke pasar keuangan pagi ini. Kabar tersebut cukup membuat pasar ketar-ketir, menyambut gelombang kedua kasus Covid-19 di sejumlah negara yang melonggarkan lockdown.

Bahkan pagi ini, China melaporkan penambahan 15 kasus OTG (Orang Tanpa Gejala) dan 1 kasus positif. Kemarin, China juga sudah melaporkan adanya tambahan 5 kasus baru.

Baca juga : LPSK Siap Bantu WNI Yang Jadi Budak Di Kapal China

Negara lain seperti Korea Selatan dan Jerman juga melaporkan penambahan kasus positif pasca pelonggaran lockdown.

"Sentimen negatif ini bisa mendorong pelemahan aset berisiko. Rupiah juga berpotensi melemah pada hari ini, ke arah resisten Rp 15.150 dengan potensi support di Rp14.800 per dolar AS," jelas Ariston. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.