Dark/Light Mode

Antisipasi Dampak Covid-19

Indef: Stimulus Harus Diberikan Ke Semua Industri, Termasuk Tembakau

Selasa, 12 Mei 2020 14:16 WIB
Industri tembakau. (Foto: ist)
Industri tembakau. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah harus adil terhadap industri yang menggerakkan sektor ekonomi di tengah pandemi corona (Covid-19). Salah satunya terkait pemberian stimulus.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Drajat Wibowo mengatakan, dampak yang paling dirasakan adalah menyusutnya penerimaan negara. Alhasil, agenda pembangunan dan belanja negara terganggu. Di samping juga meningkatnya angka pengangguran.

Drajat menyebut, kondisi ini mengharuskan pemerintah membuat stimulus yang tepat. Misalnya, melindungi industri yang beroperasi dengan baik dan menyerap banyak tenaga kerja, seperti industri hasil tembakau. Selain juga industri ini memiliki andil bagi pendapatan negara. 

Baca juga : Dampak Covid-19, Awas Koperasi Makin Banyak Yang Tumbang

"Untuk fair-nya, kalau industri lain dibantu, industri rokok juga dibantu. Jangan industri rokok dipukulin terus. Tapi perlu dicatat, saya antirokok, supaya tidak bias. Jadi untuk fairness kalau industri lain dibantu, industri rokok jangan dipukulin, melainkan juga perlu dibantu," tuturnya di Jakarta, Selasa (12/5).

Beberapa waktu lalu, Indef sempat memproyeksikan pertumbuhan ekonomi hingga 2 persen dengan skala penyebaran kecil. Jika kejadiannya seperti di Italia, Drajat menyebut perekonomian bisa minus. Jika hanya sesaat, efeknya tidak terlalu berbahaya. Namun apalabila berlangsung 1-2 bulan, akan membahayakan.

Dia menyesalkan, PSBB tidak dibarengi tes secara massal. Padahal hal ini sangat penting untuk mengetahui besar jumlah warga yang terinfeksi dan tidak terinfeksi. Kemudian diikuti dengan penelusuran, dan pengobatan maksimal hingga sembuh.

Baca juga : KBRI Bandar Seri Begawan Bagi-bagi Sembako

"Jadi tujuan PSBB itu untuk memotong virusnya melompat dari satu orang ke orang lain. Virus ini kan tidak bisa melompat sendiri. Harus dibawa orang yang kontak secara sembrono. Kalau di Jakarta PSBB masyarakat masih keluyuran, ada pembagian sembako yang kurang mengindahkan physical distancing, kalau seperti itu mau PSBB satu tahun pun tidak akan ada efeknya," ulas Drajat.

Pemerintah pusat dan daerah bisa belajar Selandia Baru yang juga menerapkan PSBB. Tingkat kedisiplinan mereka sangat tinggi, sehingga saat ini sudah terbebas dari pandemi.

Selain itu, Drajat berharap pemerintah menugaskan BUMN farmasi untuk memproduksi vaksin. Karena hanya dengan vaksin masyarakat tidak lagi khawatir terinfeksi Covid-19. "Juga meninggalkan ketergantungan impor. Di samping juga dapat menekan harga vaksin agar terjangkau oleh masyarakat. Sebab jika terjadi wabah yang mendunia seperti saat ini, negara lain yang menemukan dan memproduksi vaksin dan obat pasti lebih memprioritaskan kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu," tuturnya.

Baca juga : Presiden Minta Stimulus Ekonomi Diberikan Ke Petani

Menurut Drajat, kunci dari keberhasilan menghentikan penularan Covid-19 ada pada penemuan vaksin, atau obat yang dapat mencegah setiap manusia tertular. Jika Vaksin belum ditemukan, maka suatu saat wabah Covid-19 akan kembali meledak.

Dia yakin, putra putri bangsa akan berhasil. Dengan syarat, diberi kepercayaan dan dukungan teknologi maupun keuangan yang sesuai dari pemerintah. Karenanya pemerintah harus memprioritaskan produksi dalam negeri dari pada impor. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.