Dark/Light Mode

Kenormalan Baru Bikin Pendapatan Nyungsep

Mau Naikin Tarif, Pelni Mesti Kulonuwun Ke DPR

Kamis, 4 Juni 2020 07:09 WIB
Kenormalan Baru Bikin Pendapatan Nyungsep Mau Naikin Tarif, Pelni Mesti Kulonuwun Ke DPR

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah perusahaan BUMN transportasi tengah mengkaji kenaikan tarif angkutannya. Setelah PT Kereta Api Indonesia (Persero), kini hal serupa juga dilakukan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni.

Kepala Kesekretariatan Perusahaan Pelni Yahya Kuncoro mengatakan, selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pihaknya telah menjalankan protokol kesehatan sesuai yang ditetapkan. Sekaligus memastikan produktivitas bisnis tetap berjalan.

“Kalau dari sisi penumpang, sudah otomatis berkurang (pendapatan) drastis. Makanya, kami tingkatkan pelayanan dari sisi angkutan logistiknya. Kalau nanti diterapkan skema kenormalan baru, penumpang kami hanya 50 persen dari kapasitas yang ada,” ujarnya, kepada Rakyat Merdeka.

Ia mengakui, penyesuaian tarif bisa menjadi salah satu alternatif untuk tetap menjaga bisnis perusahaan tetap stabil. Hanya saja, hal tersebut membutuhkan proses panjang dan waktu lama.

“Kami memang ingin mengkaji penyesuaian tarif. Soalnya dari 2012 kan nggak pernah naik sampai sekarang,” akunya.

Baca juga : Kemenkumham: Mantan Napi Bikin Resah, Kami Masukin Lagi ke Penjara

Sayangnya, penyesuaian tarif tidak bisa terealisasi tahun ini. Hal ini karena selain harus mendapatkan persetujuan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), juga mesti dibicarakan dengan Anggota Dewan Per- wakilan Rakyat (DPR).

“Kalau naiknya tahun ini, sepertinya belum bisa. Harus didiskusikan ke DPR juga. Kami lihat sikon (situasi dan kondisi) dulu. Tapi di saat seperti ini memang perlu juga kenaikan tarif,” katanya.

Untuk itu, sejauh ini pihaknya masih mengandalkan angkutan barang untuk menutupi kekurangan yang ada. Di sisi lain, adanya kontrak Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik atau Public Service Obligation (PSO) pada angkutan laut, juga diharapkan bisa turut menopang kinerja perusahaan.

“Harapannya ada PSO juga, semoga bisa 100 persen dibayarkan pemerintah,” ujarnya.

Adapun jumlah nilai kontrak PSO yang didapat Pelni tahun ini sebesar Rp 3,65 triliun. Rincian- nya, untuk pengoperasian Kapal Tol Laut Logistik sebesar Rp 439,8 miliar, Angkutan Perin- tis sebesar Rp 1 triliun, PSO Penumpang Kelas Ekonomi sebesar Rp 2 triliun, Angkutan Khusus Ternak sebesar Rp 46,5 miliar dan Angkutan Kapal Rede sebesar Rp 24 miliar.

Baca juga : Bendung Corona, Uni Eropa Batasi Pendatang Masuk Negara Schengen

Sebelumnya, Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengaku akan mengkaji opsi penyesuaian tarif kereta api (KA), khususnya jarak jauh bila pembatasan penumpang tetap diberlakukan pada saat kenormalan baru. Ia menuturkan, bila mengikuti pola saat ini dengan okupansi 50 persen, maka perjalanan satu kereta dipastikan bakal merugi.

“Tapi, skenario ini masih dalam pembahasan, tergantung aturan pemerintah. Kemung- kinan kami ajukan kenaikan tarif untuk KA jarak jauh saja, commuter (KRL) tetap. Kalau, okupansinya 50 persen seperti pesawat udara,” jelasnya.

Saat ini PT KAI telah memperpanjang operasional Kereta Api Luar Biasa (KLB) hingga 7 Juni 2020, dari sebelumnya hanya beroperasi sampai 31 Mei 2020. Vice President (VP) Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, ada enam perjalanan KLB yang melayani 3 rute yaitu Gambir – Surabaya Pasarturi Lintas Selatan pp, Gambir – Sura- baya Pasarturi Lintas Utara pp, dan Bandung – Surabaya Pasar Turi pp.

“Mulai 1 Juni, perjalanan KLB dari arah Surabaya hanya beroperasi setiap tanggal ganjil, sementara KLB dari arah Jakarta dan Bandung beroperasi setiap tanggal genap,” terangnya.

Penerbangan di Era Normal Baru

Baca juga : Sejalan Pola Musiman, BI Prediksi Penjualan Eceran Januari 2020 Menurun

Di kesempatan berbeda, maskapai penerbangan Citilink, anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mempersiapkan secara intensif prosedur layanan penerbangan terbaik untuk penumpang baik pada fase pre-in, hingga post flight dalam rangka menghadapi era normal baru.

“Kami sudah melakukan persiapan intensif prosedur layanan penerbangan sejak 22-31 Mei 2020, juga tetap melayani penerbangan logistik setiap harinya baik dalam ataupun luar negeri, dengan rata-rata penerbangan 20-25 flight per hari,” kata Direktur Utama Citilink Juliandra, kemarin.

Untuk itu pihaknya telah kembali melayani penerbangan reguler penumpang sebanyak 104 penerbangan ke 21 kota mulai 1 Juni 2020 dengan menerapkan prosedur kenormalan baru, dan tetap mengutamakan aspek keamanan, kesehatan dan kenyamanan penumpang. 

Juliandra merincikan, pada fase pre-flight dipastikan penumpang yang terbang dalam kondisi sehat dan wajib menunjukkan surat keterangan bebas Covid-19 (hasil test PCR atau rapid test). Pada fase in-flight, pihaknya menerapkan standar baru di dalam pesawat selama pener- bangan. Di antaranya pengaturan tempat duduk, seluruh penum- pang dan crew diwajibkan untuk selalu menggunakan masker, penyediaan hand sanitizer di seluruh pesawat, proses penyajian makanan dan minuman dengan tata cara yang higienis, peniadaan inflight magazine cetak yang digantikan dengan inflight magazine elektronik yang dapat diunduh. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.