Dark/Light Mode

Hari Ini, Rupiah Diramal Menguat ke Posisi Rp 13.950 Per Dolar AS

Jumat, 5 Juni 2020 09:49 WIB
Hari Ini, Rupiah Diramal Menguat ke Posisi Rp 13.950 Per Dolar AS

RM.id  Rakyat Merdeka - Pagi ini, nilai tukar rupiah kembali dibuka menguat 20 poin, atau 0,14 persen di level Rp 14.075 per dolar AS, dibanding penutupan kemarin yang terpatok di Rp 14.095 per dolar AS.

Penguatan rupiah lagi-lagi diikuti dengan penguatan sejumlah mata uang Asia lainnya hari ini. Yen Jepang menguat0,04 persen, ringgit Malaysia 0,14 persen, dolar Singapura 0,19 persen, dan won Korea Selatan 0,03 persen.

Kondisi berbeda dihadapi mayoritas mata uang di negara maju yang justru melemah terhadap dolar AS. Nilai tukar poundsterling Inggris minus 0,1 persen, dolar Kanada 0,07 persen, dan dolar Australia 0,01 persen.

Baca juga : Joss, Rupiah Ngacir Tinggalkan Dolar AS

Dalam penutupan kemarin, Kamis (4/6), rupiah ditutup stagnan alias sama dengan perdagangan sebelumnya di level Rp 14.095 per dolar AS.

Dari Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah berada di level Rp 14.165 per dolar atau menguat 80 poin, atau 0,56 persen dari posisi Rp 14.245 pada Rabu (3/6).

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memprediksi, sepanjang hari ini nilai tukar Rupiah akan menguat ke posisi Rp 13.950 per dolar AS. Penguatan tersebut lanjutnya, dipicu oleh kondisi eksternal di AS yang belum stabil.

Baca juga : Hari Ini, Lion Air Mulai Angkut Penumpang Lagi

"Rupiah akan menguat di range Rp 13.950 hingga Rp 14.120 per dolar AS," kata Ibrahim dalam riset harian, Jakarta, Jumat (5/6).

Menurutnya, pasar tetap memilih menarik dana ke dalam negeri. Meski kondisi AS tengah rusuh.

"Kondisi dalam negeri AS memang sedang rusuh. Namun pemerintah Trump optimistis, kerusuhan bisa teratasi dengan diturunkannya pasukan garda nasional, yang pro dengan para demonstran," jelas Ibrahim.

Baca juga : Meski Pagi Ini Loyo, Rupiah Diprediksi Bisa Jos

IKeperkasaan rupiah juga didorong oleh fokus pasar yang terbagi dengan kondisi di Hong Kong. Di tengah situasi usulan pemberlakuan UU Keamanan Nasional di negara tersebut.

"Fokus pasar bergeser ke Hong Kong, setelah usulan Partai Komunis untuk memberlakukan UU Keamanan Nasional di negara tersebut. Hal ini menimbulkan ketegangan baru antara AS dan China," tandasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.