Dark/Light Mode

Mulai Hari Ini Kereta Jarak Jauh Jalan Lagi

Penumpang Dicek Suhu 3 Jam Sekali

Jumat, 12 Juni 2020 06:01 WIB
Dirut PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo saat diskusi online Ngopi Yuk dengan redaksi Rakyat Merdeka, Kamis (11/6). (Foto: Istimewa)
Dirut PT Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo saat diskusi online Ngopi Yuk dengan redaksi Rakyat Merdeka, Kamis (11/6). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hari ini, Kereta Api Indonesia (KAI) kembali mengoperasikan kereta jarak jauh. Operasionalnya dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Saking ketatnya, penumpang bakal dicek suhu tubuhnya per 3 jam sekali.

Hal itu diutarakan Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo dalam acara diskusi online “Ngopi Yuk” dengan redaksi Rakyat Merdeka, kemarin. Acara yang berjudul Transformasi Kereta Di Era New Normal ini, dipandu Direktur Rakyat Merdeka, Kiki Iswara.

Menurut Didiek, KAI kembali mengoperasikan KA jarak jauh dan KA lokal reguler secara bertahap. Total, ada 14 KA jarak jauh dan 23 KA lokal reguler yang akan beroperasi. “Ini komitmen kami melayani masyarakat yang ingin bepergian ke luar kota dengan kereta api. PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) bikin masyarakat ingin dan kangen menikmati kereta api,” ujar Didiek.

Namun perjalanan tersebut harus mengikuti protokol kesehatan ketat yang mengacu pada Surat Edaran Gugus tugas Percepatan Penanganan Covid19 No 7 tahun 2020, tentang kriteria dan Persyaratan Perjalanan Orang dalam Masa adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan aman Covid-19.

Kemudian Juga surat Edaran Ditjenka Kemenhub No 14 tahun 2020 tanggal 8 Juni 2020 tentang Pedoman dan Petunjuk teknis Pengendalian transportasi Perkeretaapian dalam Ma sa adaptasi Kebiasaan Baru untuk Mencegah Penyebaran Covid-19.

Baca juga : Mulai Beroperasi, Ini Kelebihan RS Darurat Covid-19 yang Dibangun Pertamina

Sesuai SE Ditjenka 14/2020, hanya 70 persen tiket yang dijual. Hal ini bertujuan untuk menjaga jarak penumpang di dalam kereta. Bahkan, kata Didiek, khusus penumpang di atas 50 tahun, duduknya diatur oleh petugas agar tidak bersebelahan dengan penumpang lain. Sebagai upaya antisipasi risiko penularan kepada orang yang lebih rentan.

Didiek mengimbau, calon penumpang mempersiapkan waktu yang cukup untuk menjalankan prosedur baru. Calon penumpang harus menunjukkan berkas sesuai edaran Gugus tugas Covid-19 kepada petugas saat melakukan boarding. Pertama, menunjukkan surat ke terangan uji tes PCR dengan hasil negatif yang berlaku 7 hari atau surat keterangan uji rapid test dengan hasil non reaktif yang berlaku 3 hari pada saat keberangkatan.

Kedua, menunjukkan surat keterangan bebas gejala seperti influenza (influenza like illness) yang dikeluarkan oleh dokter rumah sakit atau puskesmas bagi daerah yang tidak memiliki fasilitas tes PCR atau rapid test.

Ketiga, mengunduh aplikasi Peduli Lingkungan pada perangkat seluler. Secara umum, setiap penumpang KA di haruskan dalam kondisi sehat, suhu badan tidak lebih dari 37,3 derajat celsius, wajib menggunakan masker, dan menggunakan pakaian lengan panjang atau jaket.

“Jika saat proses boarding penumpang kedapatan tidak memenuhi ketentuan tersebut, maka tidak diperkenankan melakukan perjalanan dan tiket dapat dibatalkan dengan pengembalian bea penuh,” kata Didiek.

Baca juga : Mulai Jumat Besok, KAI Operasikan KA Jarak Jauh dan KA Reguler Secara Bertahap

Dalam menjalankan protokol tersebut, sejumlah wastafel, sabun, dan hand sanitizer juga disediakan di stasiun. Kepada penumpang, Didiek meminta selalu menjaga jarak saat antre, dan tidak menyentuh apapun. “Kemudian petugas kami memberi face shield yang masih terbungkus plastik. Penumpang wajib pakai. setiap 3 jam, suhu badannya diukur. 30 menit sekali petugas membersihkan benda yang sering disentuh, seperti handle pintu, toilet, dan sandaran tangan. Biar memastikan steril,” cetusnya.

Soal dampak corona terhadap bisnis KAI, Didiek mengatakan, dua hari pasca pemerintah menginstruksikan Work From home (WFH), jumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) sepi, disusul kereta reguler. “Penurunan sangat signifikan, dan semakin turun setelah itu. Dan berada di level titik nadir,” ujarnya.

Corona menurunkan 93 persen pendapatan KAI. Jika pada hari biasa dapat Rp 22 miliar dan weekend dapat 26-28 miliar, maka pas pandemi turun jadi Rp 400 juta. “Ini memberikan tekanan yang sangat besar,” ujar Didiek.

Hal berbeda untuk angkutan barang. Kondisi angkutan barang tidak begitu payah-payah banget. Menurut dia, angkutan barang hanya mengalami penurunan 30 persen. Didiek memproyeksi pendapatan KAI tahun ini akan turun 50 persen. Alhasil, belanja modal (capital expenditure/Capex) untuk proyek baru berkurang 25 persen.

Didiek menambahkan, Direksi KAI sudah menjalankan protokol untuk menjaga kelangsungan usaha. Meski terjadi penurunan pendapatan, upaya men jaga pertumbuhan bisnis juga dilakukan. Di antaranya, beradaptasi dengan gaya hidup baru yang harus mengedepankan kesehatan dan kebersihan melalui pemanfaatan digital.

Baca juga : Duh, Penumpang Ojol Banyak Yang Tak Bawa Helm Sendiri

Saat ini, KAI tengah mengembangkan basis data pelanggannya untuk mendapat lebih banyak keuntungan. Misalnya, pada 2019 KaI berhasil mengangkut 429 juta penumpang. Yang menggunakan KRl dan KA lokal mencapai 900 hingga 1 juta penumpang, 70 juta penumpang jarak jauh. Setelah disaring lebih lanjut, 9 juta pelanggan yang melakukan perjalanan, 4,5 jutanya melakukan perjalanan lebih dari satu kali.

Dijelaskan Didiek, porsi bisnis KAI itu 45-50 persen dari angkutan penumpang. 35-40 dari angkutan barang. 10 persen dari aset dan lain-lain. “Dalam 5 tahun ke depan, kami akan menumbuhkan angkutan barang hingga 20 persen, dan angkutan penumpang 10 persen setiap tahun,” pungkasnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.