Dark/Light Mode

Target Ekonomi Tumbuh 5,5 Persen Di 2021

Sektor Pangan Dan Energi Siap Jadi Lokomotifnya

Selasa, 18 Agustus 2020 06:58 WIB
Ketua Penanganan Covid-19 dan PEN Erick Thohir. (Foto: Istimewa)
Ketua Penanganan Covid-19 dan PEN Erick Thohir. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintahan mematok pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 di kisaran 4,5 persen hingga 5,5 persen. 

Bahkan, lembaga dunia pun berani prediksi perekonomian Indonesia bisa tumbuh signifikan di tahun depan.

Namun sejumlah kalangan meragukan target tersebut, pasalnya pemulihan ekonomi membutuhkan waktu dan proses yang cukup lama. Sehingga, sangat sulit ekonomi kembali ke performa semula seperti sebelum corona dalam waktu singkat.

Menjawab keraguan tersebut, Ketua Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir mengungkapkan, optimisme pemerintah berdasarkan pada situasi kontraksi ekonomi Indonesia yang berbeda dibandingkan dengan negara lainnya.

"Kondisi Indonesia lebih baik ketimbang negara tetangga. Sekarang kita minus 5,3 persen, lebih baik kalau bandingkan dengan Malaysia, Filipina dan Singapura. Malaysia itu, minus 17,1 persen, Filipina 16,5 persen, Singapura 12,6 persen,” kata Erick dalam diskusi online FMB9, di Jakarta.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini juga meyakini Indonesia bisa melewati keterpurukan ini. Karena keputusan presiden untuk tidak melakukan lockdown adalah langkah yang tepat sehingga tidak membuat pergerakan ekonomi berhenti secara menyeluruh.

Baca juga : Fadel: Pecutan Bagi Menterinya

"Keputusan presiden sangat tepat. Pidato bapak presiden kemarin menekankan dua hal. Kita akan banyak melakukan lompatan kemajuan, presiden juga menekankan ketahanan pangan dan energy. Dua poin ini menjadi dasar Indonesia tumbuh, tahun depan” kata dia.

Erick mengatakan, prediksi dana moneter internasional (IMF), World Bank dan Islamic Development Bank (IDB) juga menyebut perekonomian Indonesia bisa tumbuh signifikan di tahun depan.

"World Bank itu memprediksi 4,8 persen pertumbuhan ekonomi kita ke depan. IDB 6,5 persen, IMF 6,1 persen. Kalau bangsa luar percaya, masa kita pesimis. Makanya kita menargetkan 4,5 sama 5,5 pertumbuhan di 2021,” tegas Erick.

Sementara, Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo menjelaskan, jika penanganan pandemi corona dapat dilakukan dengan baik hingga mencapai pertumbuhan setidaknya dilevel 0 persen di kuartal ketiga, sudah menjadi awal yang baik untuk memulai tren yang positif tahun depan.

"Jadi, target 2021 sangat tergantung pada realisasi 2020,” ujar Yustinus.

Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, investasi, dan kinerja ekspor. Pemerintah akan terus mendorong konsumsi rumah tangga hingga akhir tahun.

Baca juga : Semoga Mimpi Jadi Kenyataan

Dalam mendongkrak konsumsi rumah tangga, kata Yustinus, pemerintah menggunakan skenario pelebaran jaring bantuan sosial (Bansos) bagi masyarakat yang ekonominya terdampak pandemi corona. 

"Selain itu, semua kementerian juga terus mendorong penyerapan anggaran, termasuk di lembaga negara, maupun pemerintah daerah (Pemda)," tegasnya.

Yustinus menambahkan, jika perekonomian telah berjalan kondisif maka akan datang investasi masuk dari berbagai negara melalui proyek industri. 

"Ini didukung kawasan-kawasan industri baru yang sedang dikembangkan Indonesia, seperti Batang di Jawa Tengah dan Subang di Jawa Barat," tegasnya.

Sementara,, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menilai, target tersebut tidaklah mudah, karena pemulihan ekonomi nasional membutuhkan waktu yang lama. 

"Tahun depan pun masih ada ketidakpastian global lantaran banyak negara belum mengalami gelombang kedua pandemi Covid-19," ujarnya.

Baca juga : Senayan Yakin Sektor Pertanian Selamatkan Negara Dari Resesi

Agar pertumbuhan ekonomi bisa positif, pemerintah harus berupaya mempertahankan perusahaan yang sudah ada saat ini agar jangan sampai tutup. 

Selain itu, sektor yang bisa menjadi andalan pertumbuhan ekonomi juga harus digenjot. Seperti sektor pariwisata, yang bisa menghidupkan 10 sektor di bawahnya.

"Ini harus jadi fokus utama tahun depan, satu lagi penguatan reformasi birokrasi. Tahun ini anggaran cukup banyak, tapi realisasi belum, dan ini menjadi PR tahun depan terutama setelah ada Komite Penanganan Covid-19 dan PEN, fungsinya kan harus ada masukan percepatan," ujar Aviliani. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.