Dark/Light Mode

Bawa Oleh-oleh Kerja Sama Penanganan Covid Dari UEA

Menteri Erick Yakin BUMN Farmasi Nggak Jago Kandang

Senin, 24 Agustus 2020 06:52 WIB
Menteri BUMN , Erick Thohir
Menteri BUMN , Erick Thohir

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah menyambangi Hainan, Tiongkok, Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertolak ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), untuk kerja sama penanganan Covid-19.

Menteri Erick mengatakan, pemerintah akan terus berupaya tanpa henti mengakhiri pandemi Covid-19 secara klinis. 

Salah satunya, adalah menjalin kerja sama dengan Group 42 (G42), perusahaan artificial intelligence yang bermarkas di Abu Dhabi, UEA, dengan melibatkan dua perusahaan pelat merah, PT Kimia Farma (Persero) Tbk dan PT Indofarma (Persero). 

“Saya berterima kasih kepada Ibu Retno, Menlu kita atas kelancaran road show yang sudah berlangsung di dua negara. Terutama di UEA yang hasilnya sangat maksimal. Tak hanya di bidang kesehatan, kita mencapai banyak kesepakatan, termasuk di bidang pangan dan energi yang menjadi prioritas kami dalam menghadapi perubahan yang disebabkan pandemi Covid-19 ini,” ujarnya di Abu Dhabi, UEA, Sabtu malam (22/8). 

Erick yang juga Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) menjelaskan, kerja sama yang diteken dalam bentuk Nota kesepahaman (MoU) ini focus pada kerja sama penerapan alat deteksi Covid-19 berbasis laser di Indonesia, kesepakatan kapasitas serta pengembangan produksi vaksin, farmasi, dan kerja sama yang luas di bidang layanan kesehatan, termasuk pula riset dan distribusi. 

Dalam MoU dengan G42, sambung Erick, antara Kimia Farma dan Indofarma akan berbagi tugas. Kimia Farma akan fokus pada pengembangan vaksin, termasuk untuk Covid-19 dan juga cakupan produk farmasi, layanan kesehatan, riset dan uji klinis, serta pemasaran dan distribusi. 

Baca juga : Menteri Erick Pede Ekonomi Bangkit Lagi

“Direncanakan pada kuartal III2021, G42 akan mengirimkan 10 juta dosis vaksin Covid-19 yang kini tengah menjalani uji klinis tahap III di Abu Dhabi,” katanya. 

Sementara kolaborasi Indofarma dengan G42 akan ditekankan pada pengadaan test kit intelligence dengan teknologi laser, untuk membantu tracing orang yang terpapar virus Covid-19. 

“Hal ini menunjukkan bahwa transformasi pada industri farmasi dalam negeri, tidak membuat kita menjadi jago kandang,” tuturnya. 

Sebab, kemampuan industri farmasi dalam negeri tak hanya sekadar memenuhi kebutuhan nasional. Tapi juga mampu menjadi partner yang baik dalam memperkuat produksi vaksin untuk pasar luar negeri. 

“Kerja sama ini untuk jangka panjang, karena antara G42 dengan Kimia Farma dan Indofarma akan melakukan penelitian bersama, alih teknologi, dan penggarapan pasar bersama vaksin untuk Timur Tengah dan Benua Afrika,” ungkapnya. 

Diakui Menteri Luar Negeri Retno, terdapat tiga klaster pertemuan yang dilakukannya di UEA, yakni pertemuan dengan Menlu UEA Sheikh Abdullah bin Zayed al Nahyan dan Menteri Energi Suhail Mohamed Faraj Al Mazrouei. 

Baca juga : Jadi Wakil Ketua Komite Penanganan Covid, Ini Tugas KSAD Andika Perkasa

Lalu ada pertemuan sektor kesehatan, terutama dengan perusahaan G42. Dan terakhir, pertemuan dengan beberapa perusahaan energi, pangan, dan sektor lainnya. 

“Hasil pertemuan pertama, kami membahas kerja sama dalam konteks penanganan Covid-19 dan kesehatan,” tuturnya. 

Di mana, pada 28 April, UEA telah mengirim 20 ton peralatan kesehatan, sarung tangan, masker, sepatu pelindung, hand sanitizer, dan lainnya ke Indonesia. 

Selain itu, UEA juga telah mengimpor 30 ton produk UMKM dari Indonesia. Beragam produk itu di antaranya buahbuahan, sayuran segar, makanan kering dan lainnya dari Indonesia. 

Sementara pada pertemuan kedua, dikatakannya bahwa sejak mewabahnya Covid-19, G42 secara aktif terlibat dalam penelitian dan pengembangan aplikasi terkait virus tersebut. 

Bahkan seperti diketahui, G42 menggandeng salah satu produsen vaksin China, Sinopharm, melakukan uji klinis fase III vaksin Covid-19 di mana calon vaksin ini disebut-sebut sebagai vaksin inaktif pertama di dunia yang telah memasuki uji coba fase III. 

Baca juga : Kementan Kerja Sama Dengan Unud Bali Dukung Sikomandan

Menteri Retno melanjutkan, Indonesia tidak hanya membahas kerja sama yang sedang berjalan dengan UEA, namun juga prospek jangka panjang ke depan. 

Contohnya, Indonesia dan UEA dapat bekerja sama dalam penelitian bersama menggunakan AI untuk mendeteksi berbagai penyakit, bukan hanya Covid-19. 

“G42 menanggapi positif usulan tersebut, dan bahkan ingin berkunjung ke Indonesia sesegera mungkin,” akunya. 

Sementara untuk pertemuan ketiga, dilakukan dengan beberapa perusahaan UEA di bidang pangan dan energi, di antaranya Adia, Masdar, Adnoc, dan juga Elite Agro. Sebelumnya, kedua menteri ini bertandang Ke Hainan, China juga untuk penguatan kerja sama vaksin. 

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan, vaksin sebanyak 40 juta dosis dari Sinovac, di China bukan dibeli secara utuh. Sehingga bisa langsung diberikan kepada masyarakat. 

Bio Farma hanya mendapatkan bahan baku dari Sinovac, yang kemudian akan diformulasikan, di-filling dan di-packaging oleh Bio Farma. “Nah, tiga proses inilah yang dilakukan Bio Farma, bukan dalam bentuk vaksin langsung bisa diberikan ke masyarakat. Bukan,” tegasnya. [IMA]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.