Dark/Light Mode

Penanganan Corona Lebih Baik Dibanding Negara Lain

Menteri Erick Pede Ekonomi Bangkit Lagi

Minggu, 16 Agustus 2020 07:04 WIB
Menteri BUMN Erick Tohir (Dok : Kementerian BUMN)
Menteri BUMN Erick Tohir (Dok : Kementerian BUMN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri BUMN yang juga Ketua Pelaksana Harian Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir mengklaim, langkah pemerintah menangani pandemi corona jauh lebih baik dibanding dengan negara-negara lain. Karena itu, dia optimis perekonomian bakal bangkit tahun depan.

Saat ini, Indonesia tengah melakukan uji coba tahap III vaksin Covid-19. Diharapkan, awal tahun depan vaksin sudah bisa diproduksi secara masal dan diberikan kepada masyarakat.

“Karena itu kemarin saya ketemu Kadin, kita sampaikan, sabar karena setelah stimulus ekonomi dan vaksin diberikan, baru kita bicara Indonesia tumbuh,” kata Erick dalam diskusi virtual bertajuk “Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit”di Jakarta, kemarin.

Yang jelas, imbuhnya, pemerintah tetap memprioritaskan pemulihan kesehatan dan ekonomi. Untuk itu diperlukan aksi strategis yang didukung semua pihak.

Baca juga : Masuk Singapura Kini Wajib Pake Alat Pemantau Elektronik

“Kami harapkan aksi strategis ini didukung semua pihak. Kami di komite tugasnya percepatan, dukung, dan yang penting sinkronisasi. Program Indonesia Bekerja, Indonesia Sehat dibantu banyak pihak,” kata Erick.

Salah satu aksinya, yakni kampanye sosialisasi peningkatan kedisiplinan yang tertuang dalam Inpres 6/2020, seperti memakai masker dan lainnya sesuai protokol kesehatan.

Hal ini diperlukan guna mencegah penyebaran virus. Dalam kesempatan itu, Erick juga menyinggung kembali penanganan Covid-19 di Indonesia.

Menurutnya, penyembuhan pasien Covid-19 masih lebih baik dibanding negara lain. Termasuk Amerika Serikat, India, dan Rusia.

Baca juga : Denda Progresif Tak Jadi Sanksi Utama

“Kadang-kadang asumsi di luar negeri kita gagal total kalau dilihat dari data real, kita sama baiknya. Kalau mau debat tingkat yang meninggal kita balikkan datanya jumlah meninggal dengan jumlah populasi. Kita jauh lebih baik dari Amerika Serikat Rusia, India,” katanya.

Menurut Erick, Indonesia memiliki karakteristik negara kepulauan. Jadi tak adil apabila penanganan dibandingkan dengan negara-negara daratan.

“Kalau dibandingkan dengan negara yang populasi sepersepuluh ya enggak fair. Karena itu program Indonesia sehat harus jalan awal, baru bicara bantuan produktif untuk jaga bantuan kepada masyarakat termiskin, mikro, UMKM agar menjaga daya beli daripada keseluruhan rakyat Indonesia,” ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan berada di kisaran 4,5 hingga 5,5 persen pada 2021. Hal itu disampaikannya dalam pidato Nota Keuangan RAPBN 2021.

Baca juga : Kunci Pemulihan Ekonomi Di Tangan Vaksin Corona

Kepala Negara itu mengatakan, tingkat pertumbuhan ekonomi diharapkan didukung oleh peningkatan konsumsi domestik dan investasi.

“Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai 4,5 persen hingga 5,5 persen. Tingkat pertumbuhan ekonomi ini diharapkan didukung oleh peningkatan konsumsi domestik dan investasi sebagai motor penggerak utama,” kata Jokowi.

Untuk indikator makro ekonomi lain, Jokowi memaparkan tingkat inflasi ditargetkan akan tetap terjaga di kisaran 3 persen untuk mendukung daya beli masyarakat. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.