Dark/Light Mode

Rupiah Kuat Melawan Dolar, Tapi Lemes Ngadepin Euro

Rabu, 26 Agustus 2020 10:27 WIB
Rupiah Kuat Melawan Dolar, Tapi Lemes Ngadepin Euro

RM.id  Rakyat Merdeka - Pagi ini, nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,44 persen di level Rp 14.585 per dolar Amerika Serikat (AS), dibanding penutupan hari sebelumnya di Rp 14.649 per dolar AS.

Alhasil, rupiah pun menjadi mata uang dengan penguatan tertinggi di Asia. Namun, mata uang Garuda justru terpantau lemah terhadap mata uang Eropa.

Terhadap poundsterling Inggris, nilai tukar rupiah ada di angka Rp 19.494,2 per poundsterling. Susut 0,64 persen dibandingkan sepekan sebelumnya, yang mencapai Rp 19.370,02 per poundsterling.

Baca juga : Pagi Ini Rupiah Kuat, Mudah-mudahan Bisa Tahan Lama

Melawan euro, rupiah hanya mentok di level Rp 17.563,17 per euro. Melemah 0,33 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, penguatan yang dialami rupiah, sifatnya masih terbatas. Hal ini antara lain didorong sentimen skenario terburuk pertumbuhan ekonomi Indonesia (PDB), akan berada di kisaran nol persen sampai dengan minus 2 persen pada kuartal III-2020. Sehingga, terbuka peluang untuk masuk dalam jurang resesi.

"Pertumbuhan negatif terjadi dalam dua kuartal berturut-turut. Proyeksi negatif muncul karena aktivitas ekonomi masyarakat dan dunia usaha, yang mulai pulih sejak Juni 2020. Rupanya, ini belum cukup kuat untuk berlanjut di kuartal III-2020," ujar Ibrahim dalam riset harian, Rabu (26/8).

Baca juga : Didukung 3 Parpol, Petahana Makin Jos

"Ada beberapa sektor usaha yang tadinya sudah berjalan positif, namun kembali negatif seperti pada masa PSBB diberlakukan. Jumlahnya pun cukup banyak," imbuhnya.

Ibrahim juga menerangkan, tingginya jumlah kasus Covid-19 - terutama di DKI Jakarta - yang membuat masa transisi terus diperpanjang, melemahkan tingkat konsumsi masyarakat. Walaupun pemerintah sudah memberikan suntikan dalam bentuk Bantuan Sosial (Bansos) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT).

"27 Agustus 2020, Pemerintah DKI Jakarta akan mengumumkan berakhirnya masa transisi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar, Red) dan berubah menjadi masa New-Normal PSBB dengan banyaknya stimulus yang digelontorkan," kata Ibrahim.

Baca juga : Lumayan Kuat Ngadepin Dolar, Tapi Lemes di Depan Euro

Menurutnya, sekalipun bantuan dana hibah untuk UKM, karyawan yang bergaji dibawah Rp 5 juta, pengajar honorer serta tunjangan kesehatan untuk dokter dan perawat cair, pemulihan ekonomi di kuartal III-2020 tampaknya masih berat. Karena Investasi mengalami stagnasi.

"Kalaupun Indonesia masuk dalam jurang resesi, pemerintah sudah melakukan yang terbaik. Ini bukan persoalan Indonesia saja. Hampir semua negara terkena dampak resesi,” tegasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.