Dark/Light Mode

Wamen BUMN: Digitalisasi Tak Bisa Gantikan Kontak Fisik

Mustahil Roda Ekonomi Kita Kembali Normal

Jumat, 28 Agustus 2020 07:42 WIB
Wamen BUMN, Budi Gunadi Sadikin. (Foto : twitter@bareksacom)
Wamen BUMN, Budi Gunadi Sadikin. (Foto : twitter@bareksacom)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wabah corona membatasi seluruh ruang gerak masyarakat. Akibatnya, perekonomian nyungsep. Sebagai gantinya, aktivitas digital semakin didorong. Namun ini diyakini tak akan bisa sepenuhnya menggantikan kontak fisik. Jika ini terus terjadi, mustahil roda ekonomi kembali normal.

Hal ini diutarakan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin. Menurutnya, krisis kali ini berbeda dari krisis sebelumnya yang pernah dihadapi Indonesia.

Jika sebelumnya adalah krisis keuangan, saat ini adalah krisis kesehatan. Krisis kesehatan ini memaksa orang untuk melakukan pembatasan aktivitas fisik.

“Sehingga semuanya dipaksa siap untuk melakukan aktivitas fisik atau digantikan dengan aktivitas digital. Padahal kontak fisik aktifitas salah satupilar utama ekonomi Indonesia,” ujar Budi saat diskusi virtual, kemarin.

Baca juga : PLN Pastikan Kelistrikan Bengkulu Kembali Normal

Dia bilang, sehebat apapun ekonomi digital di dunia, tetap tidak akan mampu menggantikan peran aktivitas bisnis melalui kontak fisik khususnya  dalam memutar roda ekonomi. Sehingga tidak bisa tiba-tiba aktivitas konvensional disulap menjadi serba digital.

“Jadi jelas, pameran digital dengan pasar virtual belum bisa menggerakkan roda ekonomi selayaknya pasar tradisional atau konvensional. Artinya, perdagangan digital belum mampu menggerakkan roda perekonomian, serupa perdagangan biasa,” tegasnya.

Dia menegaskan, aktivitas bisnis via digital dianggap tidak akan mampu menggantikan pola bisnis konvensional secara keseluruhan. Budi mengakui kondisi ekonomi Indonesia makin babak belur dalam menghadapi krisis. Dia bilang segala rumus kebijakan yang sudah dibuat, belum tentu bisa tepat memulihkan dengan cepat ekonomi nasional.

“Karena penyebab krisis yang lalu-lalu itu adalah keuangan. Jauh berbeda dengan kondisi sekarang. Sehebat apapun yang kami lakukan di Satgas Ekonomi sifatnya hanya mengganjal saja,” akunya.

Baca juga : Kementan Gelar Sosialisasi Pelaksanaan Kurban Di Masa Pandemi

“Kami mengganjalnya sampai krisis kesehatan ini bisa teratasi. Tapi selama kontak fisik tidak terjadi karena rakyat memiliki rasa takut terhadap pandemi, maka hampir mustahil roda ekonomi bisa berputar seperti semula,” imbuhnya.

Untuk mengganjal hal ini, pemerintah sudah mengeluarkan anggaran hingga Rp 693 triliun. Bantuan UMKM, stimulus melalui perbankan, lanjut Budi, seluruhnya hanya mengganjal sampai krisis kesehatan ini bisa diselesaikan. Jika wabah corona tak kunjung selesai, dirinya tidak tahu seberapa kuat Indonesia bisa bertahan.

“Kalau masyarakat takut beraktivitas karena banyaknya yang meninggal diakibatkan oleh Covid-19, maka tahun depan pemerintah harus mengeluarkan lagi anggaran sebesar Rp 695 triliun atau bisa lebih kalau (masalah kesehatan) belum selesai,” katanya.

Terpisah, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, selama jumlah pengidap Covid-19 tidak diturunkan maka sulit untuk mewujudkan pemulihan ekonomi.

Baca juga : Mulai Rabu Besok, Aktivitas Sosial Ekonomi di Malaysia Kembali Normal

“Akan sulit sekali terjadi pemulihan ekonomi tanpa terlebih dahulu fokus terhadap penanganan kesehatan,” katanya ke pada Rakyat Merdeka.

Menyoal digitalisasi yang tidak bisa menggantikan peran kontak fisik, dia sepedendapat dengan eks Direktur Utama Bank Mandiri tersebut.

“Memang digitalisasi tidak mampu menggantikan secara total, tapi paling tidak bisa mem bantu. Serta tidak menjadi jalan keluar secara totalitas, tapi platform digital menjadi alternatif untuk meminimalisasi kontak fisik antara pedadang dan penjual ataupun menghindari kerumunan selama masa pandemi Covid-19,” tuturnya. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.