Dark/Light Mode

BRI, Mandiri Dan BNI Teken CMA

Merger Tiga Saudara Siap Kuasai Pasar Bank Syariah

Kamis, 15 Oktober 2020 06:59 WIB
BRI, Mandiri Dan BNI Teken CMA Merger Tiga Saudara Siap Kuasai Pasar Bank Syariah

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan proses merger bank BUMN syariah bakal dilaksanakan tahun depan.

Bank perusahaan pelat merah yang akan di-merger, yakni PT BRI syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT BNI Syariah. Ketiga perusahaan induk ketiga bank itu telah menandatangani Conditional Merger Agreement (CMA) pada Senin malam (12/10).

Dan, informasi itu sudah disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Selasa (13/10).

Ketua Project Management Office (PMO) Merger Bank Syariah Hery Gunardi mengatakan, proses CMA ibarat gerbang awal menuju proses yang panjang menuju merger.

Baca juga : PSSI dan BNPB Teken MoU, Liga 1 dan Liga 2 Siap Digulirkan

“Sebut saja ini stepping stone. Kami mempersiapkan ini sejak Maret 2020, hingga nanti Februari tahun depan secara resmi proses merger terjadi,” jelas Hery dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, kemarin.

Hery menjelaskan, pada tahap CMA ini belum ada keputusan atau skema merger seperti apa yang akan dilakukan. Ia menjanjikan, pada 20-21 Oktober mendatang, akan ada pengumuman lebih lanjut atas proses itu.

“Kami perusahaan induk (dari Mandiri Syariah) dan sebagai perusahaan terbuka (Tbk), tidak boleh mendahului menyampaikan informasi material apa saja sebelum step-step tersebut dilalui. Nanti akan ada pengumuman merger plan lebih lanjut,” ucapnya.

Dia menjelaskan, Kementerian BUMN ingin menggabungkan ketiga bank syariah milik Himbara dengan tujuan agar Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, bisa memiliki bank syariah besar.

Baca juga : Jadi Dirut BNI, Royke: Siap Penuhi Target Pemegang Saham

Dengan begitu, bisa membantu mengoptimalisasi potensi ekonomi serta keuangan syariah nasional. “Dengan penggabungan bank ini, bank syariah BUMN memiliki potensi menjadi 10 bank syariah teratas secara global berdasarkan kapitalisasi pasar.

Sementara di domestik, bisa masuk ke peringkat 7 sampai 8 bersaing dengan konvensional,” katanya.

Hitung-hitungannya, papar Hery, total aset perbankan syariah BUMN setelah merger menjadi Rp 390 trilun, target pembiayaan mencapai Rp 272 triliun, dan pendanaan mencapai Rp 335 triliun.

Ekonom Senior, Fauzi Ichsan turut mendukung langkah Kementerian BUMN tersebut. Menurut dia, industri perbankan syariah memiliki prospek besar untuk tumbuh, lantaran Indonesia mempunyai penduduk muslim terbesar di dunia.

Baca juga : Pembahasan Kudu Hati-hati, Pemerintah Jangan Gegabah

Fakta ini membuat potensi market keuangan dan ekonomi syariah yang besar untuk dikembangkan.

“Aksi merger bisa berdampak pada turunnya biaya penggalangan dana bank syariah. Penurunan biaya pendanaan ini memungkinkan bank syariah hasil merger, memiliki ruang gerak lebih luas untuk menyalurkan pembiayaan terjangkau,” jelasnya kepada Rakyat Merdeka.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.