Dark/Light Mode

Bos Kadin Dapat Bocoran Dari Dubes AS

Ribuan Perusahaan Mau Lari Dari China, Ke Sini Berapa..?

Rabu, 11 November 2020 06:46 WIB
Ketua Kadin, Rosan Roeslani
Ketua Kadin, Rosan Roeslani

RM.id  Rakyat Merdeka - Ribuan perusahaan berencana hengkang dari China. Pemerintah diharapkan memanfaatkan momentum itu untuk menarik investasi.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani, mengaku mendapatkan bocoran informasi saat bertemu dengan Duta Besar AS, Sung Yong Kim, beberapa waktu lalu. 

Menurutnya, ada sekitar 1.000 perusahaan asal Amerika Serikat (AS) berencana keluar dari China. Langkah tersebut juga akan diikuti oleh perusahaan asal Uni Eropa, hingga Asia. 

“Sebagian besar perusahaan perusahaan ini tertarik investasi ke sektor pertanian, terutama yang menerapkan konsep green energi,” ungkap Rosan dalam diskusi virtual kegiatan Jakarta Food Security Summit (JFSS) Ke-5 tahun 2020 di Jakarta, Senin (9/11) malam. 

Ia menuturkan, perusahaan-perusahaan tersebut ingin hengkang dari China karena ingin lepas dari ketergantungan dengan negara Tirai Bambu tersebut. 

Baca juga : Mitra Bukopin Dari Perusahaan Korsel Diprediksi Bakal Bertambah

Pemerintah Jepang, lanjut Rosan, akan memberikan insentif bagi perusahaan asal negaranya yang hengkang dari China. 

Kondisi ini merupakan momentum yang tepat bagi Indonesia untuk menangkap peluang relokasi. Apalagi, investor saat ini sedang melirik negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia untuk menjadi tujuan relokasi industri. 

“Namun, perlu langkah yang agresif dari pemerintah agar arus modal asing masuk ke Indonesia. Sektor-sektor favorit bagi investor, seperti pertanian harus digarap lebih serius,” ujar Rosan. 

Rosan menuturkan, meski Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja sudah disahkan, investor masih menanti kepastian dari peraturan turunannya. 

“Mereka menunggu produk, seperti PP (Peraturan Pemerintah) dan Perpres (Peraturan Presiden),” tegas Rosan. 

Baca juga : Jokowi: Ini Penghargaan Yang Luar Biasa

Rosan meminta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) aktif dalam menggaet investor yang sedang melirik negara-negara di Asia Tenggara, yang nota bene adalah kompetitor RI. 

Untuk membantu upaya pemerintah memajukan sektor pertanian berkelanjutan, Rosan menjelaskan, Kadin Indonesia bersama Partnership for Indonesia Sustainable Agriculture (PISAgro) menargetkan, pendampingan 1 juta petani hingga tahun 2023 mendatang. 

Dengan pendampingan tersebut, diharapkan produktivitas tanaman atau komoditas yang dikelola petani akan meningkat. 

Kondisi ini, diharapkan makin menarik minat investor menanamkan modalnya di sektor pertanian di Indonesia. 

“Di awal 2020, sebanyak 1 juta petani telah sukses mendapatkan pendampingan dari Kadin bersama PISAgro. Kita akan tambah 1 juta lagi, harapannya kesejahteraan mereka semakin baik,” kata Rosan. 

Baca juga : Polisi Tetapkan 10 Tersangka Perusakan dan Penjarahan Kantor Kementerian ESDM

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan, dan Kehutanan, Franky Oesman Widjaja menyebutkan salah satu pendampingan PISAgro dilakukan terhadap petani sawit. 

“Sebelumnya, produktivitas sawit petani terutama yang independen atau swadaya umumnya jauh dari standar industri,” kata Franky. 

Ia menerangkan, produktivitas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) industri bisa 5 ton per hektare (ha). 

Sementara, petani sawit rata-rata hanya 2-2,50 ton per ha. Namun, dengan pendampingan dari PISAgro, produktivitas petani sawit bisa meningkatkan 50 persen, 70 persen, bahkan 100 persen. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.