Dark/Light Mode

Untar Angkat Ukiran Jepara Dalam FGD Nasional Dan Internasional

Selasa, 17 November 2020 20:21 WIB
FGD internasional tentang ukuran Jepara yang dilakukan Untar. (Foto: Dok. Untar)
FGD internasional tentang ukuran Jepara yang dilakukan Untar. (Foto: Dok. Untar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara (LPPM Untar) melalui Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia Virtual Exhibition ke-35 oleh Kementerian Perdagangan pada 10-16 November 2020. Acara mengangkat tema “Development of Wood Carving Furniture Designs in Jepara”.

Acara dibuka Presiden Jokowi. Dalam pidatonya, Presiden menyatakan bahwa esensi nilai daya saing sangat bergantung pada kualitas, kreativitas, desain, teknologi, inovasi, dan kekuatan untuk menangkap peluang.

FSRD Untar melanjutkan Virtual Exhibition ini dengan Virtual Forum Group Discussion (FGD) “Hasil Penelitian Pengembangan Design Furniture Ukir Kayu di Jepara”. FGD terbagi 2 sesi, nasional dan internasional. 

Baca juga : Pelayan Itu Bernama Duta Perpusnas

FGD nasional diadakan Sabtu (14/11). FGD ini mengundang para reviewer yang terdiri dari berbagai kalangan seperti praktisi senior pasar furniture ekspor dari Solo, Murwat; akademisi desain dan arsitek dari Jepara, Ariyanto; praktisi bisnis furnitur kayu dari Jakarta, Ade Firman; praktisi bisnis dan arsitek dari Bali, Restu Agus Pidekso; praktisi industri furnitur ekspor dari Jepara, Jamhari; tokoh senior dan pakar ukir kayu dari Jepara, Soekarno; pakar industri furnitur rotan ekspor dari Cirebon, Djaso Saputra; serta pakar mebel ukir kayu Indonesia dari ISI Yogyakarta, Prof SP Gustami.

Pada sambutannya, Rektor Untar Prof Agustinus Purna Irawan menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat baik karena mendukung pengembangan industri khususnya furnitur di Indonesia. Menurutnya, produk furnitur ke depannya harus melihat tantangan pasar dengan para konsumen kaum milenial maupun post-millenial. 

“Hal ini menjadi kontribusi positif dari Untar untuk dapat ikut serta memikirkan bagaimana pengembangan furnitur dan seni ukir kayu dari Jepara dan bagaimana pengelolaan bisnisnya. Kontribusi ini penting karena mempertahankan budaya bangsa, produk lokal yang berkualitas dan agar karya ini dapat dinikmati berbagai kalangan, bernilai ekonomi yang tinggi, serta bernilai edukasi baik dari segi budaya, seni, maupun tradisi,” ucap Agustinus, seperti keterangan yang diterima redaksi, Selasa (17/11).

Baca juga : Pentingnya Uji Publik Grand Desain Keolahragaan Nasional Untuk Prestasi

Salah satu peneliti dari penelitian desain kayu ukir Jepara, Eddy Supriyatna, menyampaikan, tujuan dari FGD ini untuk mendapatkan review, masukan dan saran dari khalayak, buyers, pakar, pelaku usaha, akademisi tentang kelayakan desain, pasar, dan produk yang dipamerkan dalam Trade Expo Indonesia Virtual Exhibition. Hasil FGD nasional ini akan dijadikan panduan bagi pengembangan desain untuk dapat digunakan sebagai studi desain yang dapat dimanfaatkan dalam dunia akademik, bisnis industri serta kebijakan pemerintah.

Dari sudut pandang praktisi senior pasar furnitur ekspor, Murwat menilai produk knock-down yang dipamerkan tim peneliti Untar menjadi selling-point tersendiri. Termasuk rest-stool yang terbuat dari kayu dan rotan karena kombinasi keduanya sedang menjadi tren saat ini. “Pasarnya akan sangat luas, untuk carving sendiri kembali pada preference buyer, hal ini bisa menyesuaikan agar dapat dikembangkan menjadi lebih baik,” jelasnya.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan diadakannya Virtual International Focus Group Discussion bertajuk “Research Result Development of Wood Carving Furniture Design in Jepara Indonesia”, Senin (16/11). Acara kembali dibuka Prof Agustinus. "Semoga melalui FGD ini kita bisa terus mendapatkan pengembangan terhadap produk-produk kayu di Indonesia agar makin diminati para calon konsumen di dunia," ucapnya.

Baca juga : Kembangkan Sistem Analisis Data Nasabah, Bank Mandiri Integrasi Layanan

Dalam FGD yang dipandu  Tenggono Phoa dan Jap Tji Beng ini, reviewers dari Beijing, Mo Zheng; arsitek dari Shanghai dan Taiwan, Andy Yu dan Lin Yanzhi; Steven Huang dan Roger Lin; dari Singapura Tony Lin dan Ika Phoa; dari Jepang, Ichwan Joesoef, ITPC KJRI Osaka; dan pakar seni dari Perancis Jean Couteau. Mereka saling bertukar pikiran terkait furnitur, seperti kualitas bahan, ciri khas desain, ukuran yang sesuai dengan pasar Asia, hingga detail-detail seperti baut yang digunakan untuk merakit furnitur turut dibahas. [KW]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.