Dark/Light Mode

Kemitraan IA-CEPA Jadi Solusi Atasi Tingginya Harga Daging Sapi

Kamis, 4 Februari 2021 16:32 WIB
ilustrasi sapi impor
ilustrasi sapi impor

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah dapat mengoptimalkan peranan Indonesia Australia-Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) untuk mengatasi permasalahan tingginya harga daging sapi di dalam negeri.

Associate Researcher Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) dan Ph. D Candidate Australian National University (ANU) Andree Surianta mengatakan, IA CEPA memberikan akses preferensial ke lebih dari 99 persen produk pertanian Australia yang diimpor Indonesia.

Sehingga lanjut Andree, usaha yang menggunakan pakan biji-bijian (misalnya peternakan) dan daging sapi sebagai bahan produksi sekarang, bisa mendapatkan kedua-duanya dengan harga yang lebih rendah (DFAT, 2019).

Baca juga : Kualitas Contact Tracing Diragukan Epidemiolog...

“Untuk pakan, tarif akan dihilangkan untuk sejumlah 500 ribu ton di tahun pertama perjanjian dagang diterapkan dan jumlah ini akan ditingkatkan secara progresif ke lebih dari 775 ribu ton di tahun kesepuluh,” ungkap Andree dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (4/2/2021).

Andree mengatakan, pembukaan impor biji-bijian untuk pakan ternak melalui IA-CEPA merefleksikan bahwa komoditas sapi potong juga memainkan peran penting dalam perdagangan bilateral.

Daging sapi adalah jenis protein ketiga terbanyak yang dikonsumsi di Indonesia, setelah ayam dan ikan. Pada 2018, dengan tingkat konsumsi 1.98 kg per orang, Indonesia mengkonsumsi sekitar 514 ribu ton daging sapi.

Baca juga : Kementan: Kenaikan Harga Cabe Hanya Sementara

Sementara itu produksi nasional kurang dari 500 ribu ton. Menurut data Australian Trade and Investment Commission (Austrade), untuk mencukupi kekurangan ini Indonesia mengimpor 510.937 ekor sapi potong.

Kemitraan IA-CEPA memberikan kemudahan berupa pembebasan tarif (dari yang tadinya 5 persen) untuk 575 ribu ternak di tahun pertama. Volume bebas tarif ini dinaikkan 4 persen setiap tahun sampai mencapai 700 ribu pada tahun keenam.

Untuk daging sapi beku, tarif diturunkan dari 5 persen menjadi 2.5 persen yang kemudian dihapuskan setelah tahun kelima. Menurut Andree, peningkatan volume dan penurunan tarif tentu bisa berkontribusi pada turunnya harga daging sapi di Indonesia.

Baca juga : Kementan Pastikan Jaga Stabilisasi Harga Perunggasan Nasional

"Selain itu, kerja sama ini bisa dikembangkan lebih lanjut untuk mewujudkan konsep ‘poros kekuatan’ yang menggabungkan kekuatan kedua mitra, yaitu sektor pertanian Australia dan industri makanan olahan Indonesia, untuk kemudian merambah pasaran negara lainnya,” terangnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.