Dark/Light Mode

Tarif MRT Rp 14.000

Menkeu: Masih Terjangkau Rakyat

Sabtu, 30 Maret 2019 16:38 WIB
Stasiun MRT Bundaran HI. (Foto: NG Putu Wahyu Rama/Rakyat Merdeka).
Stasiun MRT Bundaran HI. (Foto: NG Putu Wahyu Rama/Rakyat Merdeka).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai, tarif MRT (Mass Rapid Transit) paling mahal sebesar Rp14.000 untuk rute terjauh, Lebak Bulus'Bundaran Hotel Indonesia, sudah ideal, terjangkau semua lapisan masyarakat.

“Keputusan yang diambil pak Gubernur DKI bersama DPRD DKI Jakarta masih dalam range yang selama ini diperkirakan sesuai dengan keinginan menjaga MRT, juga dari sisi daya beli masyarakat, dan keseimbangkan semua aspek,” ungkap Ani-sapaan akrab Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (29/3).

Ani menjelaskan, tarif itu sudah mendapatkan subsidi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Jika tidak tentu harganya jauh lebih tinggi. Untuk dari sisi bisnisnya, MRT akan mendapatkan pemasukan di luar penjualan tiket.

Baca juga : Anies: Tarif MRT dan LRT Nggak Mungkin Gratis

Mantan Direktur Bank Dunia itu yakin, keberadaan MRT akan memberikan dampak ekonomi. “Kita bisa melihat berapa dampak ekonomi dari infrastruktur ini (MRT Jakarta), entah dari nilai propertinya, kegiatan ekonomi atau waktu tempuh dari 130 ribu orang yang akan menggunakan fasilitas ini,” paparnya.

Selain itu, lanjut Ani, banyak masyarakat akan beralih menggunakan transportasi publik tersebut. Sehingga otomatis penggunaan bahan bakar minyak (BBM) akan lebih efisien.

Sekadar informasi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan, tarif terendah sebesar Rp 3.000 dan tarif termahal sebesar Rp 14.000. Penetapan tarif ini dinilai masih mahal.

Baca juga : KPK Tetapkan Rommy Jadi Tersangka Suap Seleksi Jabatan Kemenag

Misalnya, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik menilai, tarif MRT mahal karena masyarakat harus mengeluarkan kocek Rp 28.000 untuk rute bolak balik Stasiun Bundaran Hotel Indonesia-Lebak Bulus.

“Tarif Rp 14.000 tapi kalau bolak balik Rp 28.000. Menurut saya masih mahal, tanya saja sama masyarakat,” kata Taufik.

Taufik yakin masyarakat menginginkan harga lebih murah. Sebab mereka tahu APBD DKI Jakarta cukup besar. Ditegaskannya, pandangan ini disampaikan DPRD, tidak ada kaitannya dengan pemilu.

Baca juga : Bupati Mojokerto Jadi Tersangka Pencucian Uang

Karena masalah tarif untuk kepentingan jangka panjang warga ibukota. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta masyarakat membandingkan tarif dengan transportasi lain salah satunya ojek.

“Kalau melihat harga itu jangan harga lawan Rp 0. Tapi harga dibandingkan moda transportasi lain termasuk kalau pake kendaraan pribadi. Kalau pribadi yang harus dihitung apa saja? Bensin, parkir, kalau MRT pakai parkir nggak?” kata Anies.

Anies menyebutkan tarif ojek dari Lebak Bulus ke Bundaran HI Rp 32.000. Tarif itu yang jauh lebih mahal dibandingkan MRT.  [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.