Dark/Light Mode

Kelola Dana Jumbo, Pengawasan LPI Harus Optimal

Selasa, 16 Februari 2021 13:33 WIB
Peneliti dari Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomo dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Toto Pranoto. (Foto: ist)
Peneliti dari Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomo dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Toto Pranoto. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat BUMN sekaligus peneliti dari Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomo dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Toto Pranoto mengapresiasi nama-nama direksi Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang dipilih Presiden Jokowi.

Nama-nama seperti Direktur Utama PT Bank Permata Tbk Ridha Wirakusumah menjadi Direktur Utama LPI, dianggap memang berpengalaman di sektor keuangan termasuk perbankan. Toto berharap, tujuan LPI guna meraih kepercayaan investor global makin optimal. 

Baca juga : Kenali Dan Cegah Kanker Usus Besar

"Selain itu tujuan investasi pemerintah lewat payung hukum tersebut adalah untuk memperoleh manfaat ekonomi, manfaat sosial, dan memberikan sumbangan bagi perkembangan ekonomi nasional," ujarnya kepada RM.id, Selasa (16/2).

Toto mengatakan, sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan adanya LPI  ini akan menjadi tambahan modal bagi Indonesia dengan berpartner dengan investor asing, sehingga pembangunan infrastruktur bisa dilakukan tanpa utang. 

Baca juga : Program Pemulihan Harus Optimal Dan Tepat Sasaran

Dia menjelaskan, LPI ini nantinya akan berfokus pada aset-aset nasional sehingga keberadaan sovereign wealth fund ini bisa juga dirasakan dampaknya oleh masyarakat dan pengusaha dalam negeri secara langsung.

Toto berpesan, pasca dipilihnya dewan direksi, ke depan tugas dewan pengawas tentu tidak ringan karena harus mengawasi pengelolaan dana jumbo yang dikelola LPI. Prinsip good corporate governance (tata kelola yang baik) harus ditegakkan dengan lugas karena banyaknya stakeholder yang berkepentingan dengan dana tersebut. 

Baca juga : Kursi Hipakad Digoyang, Ini Penjelasan Hariara

Tidak bisa dipungkiri kepentingan banyak free rider telah terbukti dalam beberapa kasus pengelolaan dana publik seperti yang terjadi pada kasus Jiwasraya dan Asabri. "Belum lagi penyelidikan terbaru Kejaksaan Agung terhadap kemungkinan mismanagement dalam pengelolaan dana investasi di BP Jamsostek," ucapnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.